Banyak yang Pingsan, Disiapkan Psikolog

Banyak yang Pingsan, Disiapkan Psikolog
Keluarga korban. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA - Kabar penemuan serpihan pesawat dan jenazah penumpang Air Asia membuat keluarga yang bersiaga di crisis center Bandara Juanda histeris. Mereka menangis dan saling berpelukan. Setelah itu, banyak yang jatuh pingsan.

Mereka segera dilarikan ke posko kesehatan yang disiagakan Pemkot Surabaya. Mereka memperoleh pengobatan.
       
Selain pengobatan fisik, ada juga ruang khusus psikolog. Sebab, pasca penyampaian terkait penemuan dugaan jenazah, anggota keluarga penumpang banyak yang menangis histeris. Mereka segera dibawa menuju posko psikolog.
       
Kepala Dinas Psikologi TNI AL Letkol Laut (KH) Anon Susilo Hadi MSc mengatakan, banyak keluarga penumpang yang menampilkan sikap sedih dan bingung. Selain itu, mereka dalam kondisi shock.  
       
Jika tidak segera diatasi, mereka bisa depresi. "Ada yang menangis keras sekali. Ini harus diobservasi. Kalau ada anggota keluarga dengan gejala ini, mereka ditawari untuk ke ruang psikolog. Obat tidak hanya pakai suntikan atau infus," ujarnya.
       
Menurut Anon, pihaknya sudah mengantisipasi jika penumpang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Tim psikolog langsung bergerak menenangkan anggota keluarga. Nantinya, penanganan psikolog tidak akan berhenti pasca kejadian. Ada tindakan pemulihan. Saat ini, tim psikolog masih merumuskan teknis pemulihan tersebut.
       
Direktur RSUD dr Soetomo dr Dodo Anondo MPH  mengaku siap membantu melakukan tindakan identifikasi jenazah segera setelah mendapat kepastian kapan jenazah dipulangkan ke Surabaya.
       
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo menambahkan, pihaknya telah menyiapkan akomodasi lengkap kepada keluarga penumpang. Selain penginapan dan makanan, AP juga menyediakan rohaniawan.
       
Sebelum menerima kabar penemuan tersebut, para keluarga terus memantau melalui live streaming siaran televisi. Mereka bisa melihat langsung perkembangan pencarian yang dilakukan Basarnas dengan jangka update setiap tiga jam.
       
Awalnya, crisis center juga sempat akan dipindahkan ke hotel di tengah kota. Namun, mereka menolak. Sebab, keluarga tidak bisa memantau secara langsung pencarian pesawat. Rencananya, hari ini (31/12), Air Asia akan menyediakan fasilitas penerbangan menuju lokasi kepada keluarga.

Namun, rencana itu batal. Sebab, semua penanganan akan difokuskan di Surabaya. "Awalnya kami akan siapkan satu pesawat tipe air bus 320 kapasitas 180 orang. Untuk keluarga dan awak media menuju search area," ujarnya.
       
Sebelum ditemukan, Basarnas melebarkan daerah pencarian dari 11 menjadi 13 sektor. Upaya itu membawa keberhasilan sekaligus kabar duka bagi keluarga penumpang. Dengan ditemukannya serpihan dan dugaan jenazah, Kepala Basarnas Jatim M. Hernanto mengatakan, area pencarian akan dipersempit.

"Secara teknis serpihan itu kan di permukaan laut. Bangkai kapal dan jenazah yang lain bisa terbawa arus. Kami akan terus mencari," ucapnya.
       
Salah satu keluarga penumpang adalah Haidar Fauzi. Pria tersebut adalah ayah Khairunnisa. Dia merupakan salah satu pramugari Air Asia yang turut menjadi korban dalam penerbangan itu. Haidar harus menempuh perjalanan jauh dari Palembang menuju Surabaya. Sebab, kediamannya berada di provinsi Sulawesi Selatan itu.

"Awalnya saya berharap kembali dengan selamat. Tapi kalau memang Tuhan berkehendak lain, saya terima," ujarnya dengan wajah sembab. (sep/riq/nir)


SURABAYA - Kabar penemuan serpihan pesawat dan jenazah penumpang Air Asia membuat keluarga yang bersiaga di crisis center Bandara Juanda histeris.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News