Banyuwangi Dorong Industri Pertanian Substitusi Impor

Banyuwangi Dorong Industri Pertanian Substitusi Impor
Banyuwangi Dorong Industri Pertanian Substitusi Impor

Terkait tanaman pangan, Banyuwangi mematok lahan abadi seluas 62.000 hektar sawah yang tidak boleh dialihfungsikan. Selain itu, ada pembangunan Waduk Bajulmati berkapasitas 10 juta meter kubik air yang akan mendukung penciptaan 1.800 hektar sawah baru di wilayah utara Banyuwangi.

"Tiap tahun kami surplus beras 250.000 ton. Ada beberapa petani padi yang memang beralih ke hortikultura buah karena lebih menguntungkan, tapi kami jaga stoknya agar kami tetap surplus dan bisa kirim ke daerah lain. Sudah dua tahun ini kami garap juga beras organik premium. Mahal harganya sehingga petani lebih untung. Jualnya ke resort-resort dan hotel berbintang yang ada di Bali dan Banyuwangi," kata Anas.

Dari sisi pemasaran, saat ini Pemkab Banyuwangi tengah menyiapkan desain kemasan buah lokal yang menarik, sehingga sangat layak dijadikan buah tangan alias oleh-oleh. Kemasan itu mulai dari stiker sampai tas-tas kecil. "Dalam waktu tidak lama lagi kita bagikan gratis ke pedagang-pedagang buah, biar orang bangga beli buah lokal karena selain rasanya enak, kemasannya juga keren," jelas bupati berusia 41 tahun itu.

Dukungan Banyuwangi untuk mendorong substitusi impor juga diwujudkan dalam insentif bagi investor yang menggarap sektor pertanian di Banyuwangi, termasuk perkebunan. "Untuk yang garap pertanian di Banyuwangi, kami bangunkan fasilitas irigasinya. Kami sudah bangun 600 titik irigasi tersier agar pasokan air ke sentra-sentra pertanian lancar," pungkas. (eri/mas)

JAKARTA - Daerah perlu menjadi pendorong industri substitusi impor. Dengan demikian, impor Indonesia bisa ditekan, sehingga dapat menyehatkan struktur


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News