Barang Enak

Oleh: Dahlan Iskan

Barang Enak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Jelas sekali: yang paling serius memikirkan sepak bola ialah pemilik klub. Bukan hanya serius, tetapi sudah gila yang tidak pura-pura.

Harta, waktu, dan tenaga dicurahkan habis-habisan, tetapi nasibnya ditentukan oleh mereka yang tidak serius. Tragis sekali.

Maka, kalau prinsip meritokrasi kita pegang, sebaiknya anggota dengan prestasi tertinggi punya suara terbanyak.

Misalnya, klub anggota Liga 1 masing-masing punya 10 hak suara. Anggota klub Liga 2 punya hak 5 suara. Klub-klub Liga 3 punya hak 2 suara. Provinsi tetap: masing-masing punya 1 suara.

Tentu komposisi itu bisa didiskusikan. Dipilih yang paling rasional.

Akan tetapi, rasanya, model demokrasi dalam PSSI tidak akan bisa memenangkan pikiran yang paling rasional sekalipun.

Maka setidaknya ada dua hal yang tidak rasional di PSSI: sulitnya terbentuk dream team dalam kepengurusan dan sulitnya merasionalkan hak suara.

Bertriliun uang dibelanjakan hanya untuk mendapat status gila. (*)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Berita Selanjutnya:
Santos Lolos

Presiden SBY pernah gemas melihat PSSI. Lalu mencoba turun tangan. Gagal. Jokowi juga gemas, tetapi berhasil mengintervensi. Ada Erick Thohir.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News