Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh

Barista Asuh: Bukti Pelaku Bisnis Kopi Indonesia Tidak Cengeng, Tak Mengeluh
Ilustrasi. Foto: diambil dari pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Sekitar 900 barista melaporkan kondisi mereka ke pengurus Barista Guild Indonesia (BGI). Ada yang menjadi korban PHK atau dirumahkan sementara.

Coffee shop tempat mereka bekerja tak lagi kuat menghadapi pandemi COVID-19. Tumbang. Ada yang tutup sementara.

Fenomena tersebut membuat Yudistira Bawono salah satu perwakilan BGI bersama beberapa koleganya di industri kopi terus putar otak.

Bagaimana caranya ikut berkontribusi menjaga industri kopi Tanah Air tetap kuat melawan pandemi dan memberi semangat para barista korban PHK dan dirumahkan sementara.

Hasil dari diskusi mereka akhirnya mencetuskan sebuah ide: Barista Asuh.

Sebuah gerakan untuk mengajak para pengusaha coffee shop yang masih bertahan di tengah pandemi agar 'mengadopsi' barista korban dirumahkan atau PHK.

Maksud 'mengadopsi' di sini adalah dengan memberikan kesempatan satu shift perminggu bekerja untuk barista itu.

“Namun, terkait jumlah shift, jangka waktu dan mekanismenya bisa ditentukan masing-masing coffee shop,” kata pria yang akrab disapa Yudis itu.

Sejumlah pelaku bisnis kopi membuat gerakan Barista Asuh ini untuk menjaga industri kopi Indonesia bertahan di tengah pandemi. Seperti apa?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News