Basarnas Hentikan Pencarian Korban Banjir Bandang di Tapsel

Basarnas Hentikan Pencarian Korban Banjir Bandang di Tapsel
Kondisi Mosa Palang, Desa Gunung Baringin pasca banjir bandang. Foto: metrotabagsel/jpg

Air bah itu berasal dari sungai kecil, Sungai Sialang yang berada di antara hutan dan kebun warga di desa itu yang ujungnya nanti bermuara ke sungai Garonggang. Awalnya, semenjak pukul 17.00 WIB, intensitas hujan tinggi dan durasi panjang. Wasito (53) dan keluarga memiliki rumah dengan jarak beberapa meter di atas bibir sungai yang bila normal hanya sedalam mata kaki. Dan cukup jauh dengan permukiman di dusun itu.

Pada saat sungai kecil itu terlihat mulai membesar, Wasito dan istrinya, Erniawati (50) dan anak bungsunya, Cindi Aulia (11) keluar rumah bermaksud mengungsi ke permukiman yang jauh dari sungai. Sementara anak sulungnya, Riko masih di luar rumah. Saat mengungsi, turut serta menantu Wasito, Putri (20) dan cucu, Hesta yang masih berusia 2 Bulan. Namun begitu keluar rumah, air bah itu perlahan-lahan juga lebih besar dan membawa material kayu.

Wasito membimbing putri bungsunya, Cindi dan menggendong sang cucu, Hesta. Kendati air itu mulai menghempaskan mereka, membenam dan material kayunya menghantam tubuh-tubuh yang panik itu. (ant/san/int)


Pencarian terhadap korban banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) resmi dihetikan Tim Badan SAR Nasional (Basarnas).


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News