Batik Klasik Yogyakarta Punya Empat Motif Andalan, Begini Penjelasannya

Batik Klasik Yogyakarta Punya Empat Motif Andalan, Begini Penjelasannya
GKBRAy Adipati Paku Alam X menjelaskan ragam motif batik Yogyakarta pada acara Membatik Bersama Mendunia 2021. Foto: Tangkapan layar pada akun Dharma Pertiwi di Youtube

jpnn.com, JAKARTA - Istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X menyampaikan paparan terkait batik klasik Yogyakarta pada acara Membatik Bersama Mendunia 2021.

Dia menjelaskan batik Yogyakarta mewarisi motif kerajaan Mataram Islam yang menunjukkan ragam geometria yang didominasi warna tanah yang cenderung gelap.

"Seperti cokelat tua, biru tua, hitam, dan juga ada yang terang yaitu putih terang," katanya, Sabtu (2/10).

GKBRAy menuturkan empat motif utama batik Yogyakarta yaitu Parang, Semen, Ceplok, dan Nitik.

Motif Parang memiliki ciri khas dengan kemiringan 45 derajat yang menggambarkan lereng gunung atau bukit.

"Motif Parang merupakan motif sakral yang dipakai oleh raja dan keluarganya," terang GKBRAy.

Kemudian, batik Semen memiliki makna berseminya kehidupan baru yang penuh harapan akan kebaikan dan kebahagiaan. 

"Komponen utama motif semen biasanya terdiri dari kehidupan darat, disimbolkan dengan gunung, tumbuhan, atau hewan darat," tutur GKBRAy. 

Istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X menyampaikan paparan terkait batik klasik Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News