Batu Bara Mengilap, Emiten Pertambangan Kerek Indeks

Batu Bara Mengilap, Emiten Pertambangan Kerek Indeks
Ilustrasi. Foto: JPNN

AB adalah rata-rata empat indeks batu bara global, yakni Indonesia Coal Index, Platts59 Index, New Castle Export Index, dan New Castle Global Coal Index.

Direktur Keuangan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) David Tendean mengakui, harga produk yang dihasilkan perseroan naik 20 persen sejak awal tahun. Saat ini harganya berkisar USD 60 per ton.

’’Kami lihat harga batu bara sudah bottom (di titik terendah, Red) dan sekarang mulai rebound. Meski demikian, kami berharap rebound tidak terlalu kuat,” ungkapnya.

Jika harga batu bara tiba-tiba melonjak signifikan, lanjut dia, Adaro khawatir pasar kembali kelebihan pasokan sehingga harga kembali fluktuatif. Harga USD 60 per ton dinilai cukup sehat bagi industri batu bara dan kinerja keuangan ADRO.

”Kami bisa memproduksi secara stabil. Konsisten saja. Target produksi kami 52 juta–54 juta ton tahun ini,” paparnya.

Bagi ADRO, stabilnya harga batu bara di level yang nyaman seperti saat ini membawa untung. Pihaknya bisa fokus meningkatkan bisnis di luar produksi batu bara, terutama suplai power plant.

Saat ini kontribusi tambang batu bara terhadap total Ebitda ADRO mencapai 55 persen atau jauh berkurang jika dibandingkan dengan empat tahun silam. Batu bara menyumbang 50 persen pendapatan ADRO dan sisanya dari bisnis logistik serta power plant.

Ke depan, ADRO menargetkan kontribusi batu bara hanya sepertiga terhadap laba bersih. Sepertiga lainnya berasal dari power plant dan sepertiga lagi berasal dari logistik.

JAKARTA – Indeks sektor pertambangan menjadi raja dalam perdagangan Selasa (2/8) kemarin. Harga saham pertambangan mencetak pertumbuhan 49,16

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News