Bawaslu NTB Batalkan Rencana Penggunaan CCTV

Bawaslu NTB Batalkan Rencana Penggunaan CCTV
Kotak suara untuk pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Dengan jumlah honor mencapai Rp 750 ribu per orang. “Belum lagi ditingkat dua, ada 6 ribu lebih jumlah desa. Jadi dominan ada di honor pelaksana,” jelasnya.

“Anggaran disusun berdasarkan jumlah 10 kabupaten/kota. Baik untuk memilih gubernur dan kepala daerah di Lotim, Lobar, dan Kota Bima,” imbuh Syamsuddin.

Selain peningkatan honor, kata dia, anggaran yang diajukan untuk memenuhi fasilitas pendukung dalam mengawasi pemilu. 

Seperti dokumentasi, kendaraan operasional, serta menguatkan kapasitas kelembagaan. “Agar penyelenggaraan pilkada nanti hasilnya berkualitas,” imbuhnya.

Dijelaskan, rencananya anggaran itu akan dipergunakan untuk perbaikan pengawasan pilkada. S

alah satunya dengan pengawasan berbasis teknologi informasi. Yakni, dengan mengawasi pelaksanaan pemungutan suara menggunakan CCTV di setiap TPS. 

“Tapi batal, karena bisa tiga kali lipat dari anggaran sekarang. Di pusat pun, pengawasan menggunakan CCTV untuk daerah percontohan saja seperti DKI Jakarta dan Jogjakarta,” tandasnya. (ewi/r7/sam/jpnn) 

 


MATARAM - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB sudah mengajukan anggaran untuk pengawasan pilgub 2018 mendatang sebesar Rp 80 miliar.  Sayangnya,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News