Bayi yang Dilahirkan Meninggal, Nani Ditahan Rumah Sakit karena Tak Bisa Bayar

Bayi yang Dilahirkan Meninggal, Nani Ditahan Rumah Sakit karena Tak Bisa Bayar
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi (kanan) saat mengawal pasien yang tidak bisa pulang karena tak bisa membayar biaya rumah sakit. ANTARA/HO-Dok Dedi Mulyadi

Sambil menunggu pihak manajemen, Dedi bersama keluarga tersebut menuju ruang administrasi. Di tempat tersebut Dedi melunasi semua biaya rumah sakit yang mencapai Rp 10 juta.

Saat bertemu pihak manajemen rumah sakit, Dedi mempertanyakan kebijakan rumah sakit yang tidak memiliki empati untuk sekadar memberi izin ibu tersebut melihat bayinya terakhir kali sebelum dikuburkan.

“Minimal dikasih ruang dulu untuk menengok bayinya dikuburkan,” kata Dedi.

Dalam kasus ini Dedi Mulyadi berupaya bersikap netral. Dia memberi teguran pada suami keluarga tersebut karena tidak mengikuti program BPJS.

Padahal, suami tersebut memiliki gaji tetap yang cukup untuk mengikuti program BPJS.

“Suami harus bertanggung jawab pada istri dan keluarga dengan mendaftarkan BPJS. Tapi saya juga komplain kepada rumah sakit kenapa tidak diizinkan pulang, harus ada jaminan segala macam. Gak elok masa orang lagi susah ditambah susah,” kata Dedi.

Dia pun meminta kejadian seperti ini tidak lagi terulang. Kalaupun ada penahanan seharusnya yang ditahan adalah pihak suami, bukan dari ibu yang melahirkan. Sebab, suami memiliki tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

“Tetapi, saya juga berterima kasih karena di sini ada NICU, nyawa ibunya bisa terselamatkan. Kalau tidak dibawa ke sini mungkin ibunya juga bisa meninggal,” kata Dedi Mulyadi.

Nani Mulyani mengalami kejadian tak mengenakkan. Dia mengaku ditahan pihak rumah sakit setelah melahirkan seorang bayi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News