BBM RON Rendah Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan, Pakar Lingkungan: Enggak Usah Dijual Lagi
Selain itu, juga menyebabkan penyakit kronis, seperti gangguan fungsi paru/saluran nafas, PPOK, gangguan/ penyakit jantung, hipertensi, diabetes, gangguan ginjal.
“Penyakit kronis akibat polusi udara itulah yang berkontribusi terhadap penurunan sistem imunitas tubuh dan menjadi kormobiditas Covid-19,” tegasnya.
World Health Organization (WHO) pun, lanjut Budi, sudah mengimbau agar setiap negara dengan tingkat polusi tinggi seperti Indonesia, harus mempertimbangkan faktor risiko polusi udara dan kaitannya terhadap pengendalian COVID-19.
Karena itu, Budi menegaskan demi kesehatan masyarakat, memang sebaiknya beralih menuju BBM kualitas dengan baik, setidaknya BBM RON 92 atau bahkan 98. Sebab, semakin bagus kualitas BBM, maka masyarakat semakin sehat.
Artinya, penyakit-penyakit terkait pencemaran udara akan berkurang.
“Jadi, memang harus segera beralih. Apalagi, sebenarnya kita sudah sangat terlambat. Daripada membayar biaya pengobatan yang jatuhnya lebih mahal,” pungkas Budi.(chi/jpnn)
BBM RON 88 dan 90 masih setara dengan BBM Euro-2. Dalam hal ini, kandungan sulfur masih berada di atas 500 ppm.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Satgas RAFI 2024 Resmi Ditutup, Pertamina Apresiasi Sinergi dari Semua Pihak
- Pertamina Menyalurkan Bantuan untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang
- Motorist Pertamina Gercep Kirim BBM ke Kendaraan yang Kehabisan Bensin di Tol, Lihat Tuh
- Perang Iran-Israel, Bagaimana Nasib Harga BBM Subsidi?
- Menggeber Suzuki Ertiga Hybrid Lebih dari 400 Km, Seberapa Irit Konsumsi Bahan Bakarnya?
- Idulfitri, Pertamina Tambah 164.640 Tabung LPG 3 Kg di Situbondo-Banyuwangi