Bea Cukai Siapkan Strategi Baru Sambut Era Industri 4.0

Bea Cukai Siapkan Strategi Baru Sambut Era Industri 4.0
Kantor Bea Cukai Pusat di Jakarta. FOTO: Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Memasuki awal tahun 2019, Bea Cukai memiliki strategi baru dalam rangka merespons tuntutan industri yang sudah memasuki tahap industri 4.0. Strategi dilakukan dengan penyempurnaan proses bisnis di segala lini dan inovasi serta modernisasi mengikuti perkembangan perekonomian global di era digital.

Hal ini merupakan salah satu langkah Bea Cukai untuk dapat meningkatkan kemudahan berusaha Indonesia sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia.

Penerapan sistem pengiriman dokumen impor, ekspor, dan manifest secara menyeluruh mulai 1 Januari 2019 merupakan salah satu dari sekian banyak inovasi yang dilakukan oleh Bea Cukai dalam meningkatkan sentuhan teknologi informasi di seluruh kantor Bea Cukai dari Sabang sampai Merauke.

Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Agus Sudarmadi mengungkapkan bahwa pengembangan sistem ini merupakan lanjutan pengembangan dari sistem yang sudah ada, dan memungkinkan pengguna jasa mengirimkan dokumen impor, ekspor, dan manifest dari mana saja dan kapan saja ke seluruh Kantor Bea Cukai di seluruh Indonesia.

“Sistem ini telah ditunggu oleh perusahaan, banyak perusahaan memberikan apresiasi karena dengan ini, sistem perusahaan dapat langsung terkoneksi dengan sistem yang ada di Bea Cukai tanpa harus melakukan re-entry," kata Agus.

Penggunaan internet ini merupakan salah satu agenda Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai (PRKC) dalam rangka membangun smart customs and excise system untuk menciptakan proses bisnis yang mudah, murah, cepat, transparan, efektif dan efisien. Sehingga dapat lebih meningkatkan layanan ekspor dan impor, menciptakan equal treatment bagi pengguna aplikasi ekspor, impor serta manifest, serta memiliki cakupan sistem lebih luas tanpa terbatas waktu dan tempat dalam melakukan pengiriman data.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Syarif Hidayat pada kesempatan yang sama turut mengapresiasi atas kerja sama Asosiasi Pengguna Jasa dalam proses implementasi ini.

“Sistem ini tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada dukungan dan kerjasama dari pengguna jasa. Kami siap memberikan asistensi jika dirasa ada kesulitan, selain itu kami juga mengapresiasi atas sinergi yang terjalin dengan Asosiasi Pengguna Jasa diantaranya Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB), Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI), dan Asosiasi Pengusaha Jalur Prioritas (APJP) untuk kelancaran pengimplementasian ini,” ujar Syarif.

Memasuki awal tahun 2019, Bea Cukai memiliki strategi baru dalam rangka merespons tuntutan industri yang sudah memasuki tahap industri 4.0.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News