Bebas Panas Abu Vulkanik berkat Tujuh Bantal
Kisah Warga dan Relawan yang Selamat dari Letusan Merapi
Sabtu, 30 Oktober 2010 – 07:50 WIB
Dia tergesa-gesa turun dari mobil dan kakinya menginjak ke abu. Terasa sangat panas. Ponimin pun langsung buru-buru masuk rumah. Karena tak mengenakan sandal atau sepatu, kakinya melepuh. Dia kemudian langsung menelepon ke banyak orang, termasuk ke tim SAR. "Hawa belerang sangat menyengat dan terasa sangat panas," ucapnya. Ponimin meminta segera dikirim bantuan.
Celakanya, karena situasi masih sangat berbahaya, tim SAR tak berani langsung menolong. "Saya sempat emosional dan ngomong kata-kata yang tak pantas," tuturnya. Sebab, salah seorang yang ditelepon malah menyarankan untuk istigfar dan menunggu.
Bantuan datang sekitar pukul 23.00. Yang berani datang untuk menyelamatkan adalah Pandu Bani Nugroho, relawan SAR yang masih berusia 19 tahun. Dengan mengendarai sepeda motor trail, Pandu membawa tabung oksigen. Tapi, persis di depan rumah Ponimin, ban sepeda motor trail itu meletus. Pandu langsung membuang trail-nya dan berlari ke rumah Ponimin. "Saat itu, mereka hendak keluar tapi urung karena abunya masih sangat panas," ujar Pandu.
Pandu juga merasakan clekit-clekit di kakinya, meski mengenakan sepatu gunung yang tebal. Akhirnya, dia menyerahkan tabung oksigen. Semua pun lantas berpikir bagaimana caranya bisa keluar dari tempat tersebut.
Saat ribuan warga turun gunung untuk mengungsi, ada puluhan lainnya yang tetap nekat bertahan. Sebagian tewas dihujani wedhus gembel. Ada sekitar
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor