Beda dengan Zaman Presiden SBY...

Beda dengan Zaman Presiden SBY...
Beras. Foto: dok.JPNN

Untuk itu, Winarno meminta pemerintah secepatnya menurunkan harga beras saat ini."Jangan sampai nanti Maret pasokan berlebih dari dalam negeri plus dari impor ilegal," kilahnya.

Winarno mengaku kenaikan harga beras saat ini tidak banyak dinikmati petani karena stoknya sudah banyak dijual di bulan November-Desember 2014. Itu terjadi karena akhir tahun lalu pemerintah Jokowi tidak menyalurkan raskin sama sekali.

"Beda dengan zaman Presiden SBY, November-Desember 2013 masih menyalurkan raskin sehingga Januari-Februari 2014, saat harga naik, stok petani masih ada," sebutnya,
       
Hal itu yang menyebabkan pasokan beras petani di Januari-Februari 2015 sangat kecil. Sementara pemerintah yang awalnya beniat tidak menyalurkan raskin di tahun 2015 akhirnya diputuskan penyaluran raskin sebesar 300 ribu ton.

"Kebutuhan beras buat makan kita itu sekitar 2,5 juta ton perbulan, kalau Januari petani suplai satu juta ton, Februari dua juta ton memang kurang," ungkapnya.
       
Dia berharap dengan gencarnya operasi pasar dan penyaluran raskin harga beras bisa segera turun. Namun dia mengingatkan Bulog agar tetap mengantisipasi penurunan harga secara drastis. Pasalnya, bulan Maret sudah memasuki panen raya.

"Jangan digerojok terus tanpa perhitungan. Harapan kita harga beras bisa turun di Rp 8.000 perkilo, itu sudah baik buat petani juga buat konsumen," tandasnya.
       
Pasalnya, jika dibandingkan dengan harga pembelian petani (HPP) yang saat ini Rp 7.260 perkilo masih cukup menguntungkan. Hanya saja, dia berharap penurunan harga itu tidak kebablasan sehingga berada di bawah HPP.

Jika itu terjadi maka petani bisa mengalami kerugian besar."Bercocok tanam padi itu keutungannya kecil, kalau sampai dibawah Rp 7.260 perkilo bisa rugi kita," tandasnya.
       
Dia mengambil contoh, pengeluruan yang harus dikeluarkan petani antara lain untuk biaya tenaga kerja hampir 30 persen, pupuk 20 persen, benih 10 persen, pestisida 10 persen dan sisanya untuk biaya sewa lahan.

"Sewa lahan itu hitungannya 3-4 ton gabah per hektar pertahun, jadi kalau harga gabah sekarang naik seiring harga beras maka biaya sewa lahannya juga naik," terangnya.
       
Oleh karena itu jika harga beras terlalu turun dibawah HPP maka keuntungan petani menjadi kecil. Akibatnya petani akan kembali tidak bersemangat untuk menanam padi.

"Tahun ini ada anggaran APBN untuk subsidi petani sekitar Rp 17 triliun untuk bantuan pupuk, benih dan lain-lain sehingga target produksi naik menjadi 73,4 juta ton dari tahun lalu yang 69,9 juta ton," tuturnya. (wir)

JAKARTA - Penyaluran raskin dan operasi pasar (OP) gencar dilakukan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) belum terasa dampaknya. Harga beras medium

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News