Begini Cara Para Influencer Menghadapi Dampak Ekonomi Covid-19

Blibli, yang merupakan platform e-commerce, memiliki keunggulan lebih dalam melihat karakteristik pasar terutama dari kacamata pelanggan.
“Sebagai sebuah brand, kami juga harus mengambil satu langkah di depan pasar agar dapat memanfaatkan influencer marketing dengan maksimal. Sebagai contoh, Blibli telah menerapkan hal ini saat mengadakan program live streaming Blibli 9th Anniversary: Bagi-Bagi Hepi yang terbukti sukses menarik perhatian, bahkan mereka yang belum menjadi pelanggan kami. Hal ini menunjukkan sinergi dan kolaborasi antara brand dan influencer adalah suatu keharusan di situasi New Normal,” tutur Lani.
Whitepaper menampilkan wawasan dari para profesional industri dari seluruh wilayah, dan juga dibentuk atas kolaborasi dengan Dr. Crystal Abidin (Internet Studies, Curtin University), seorang antropolog dan ahli etnografi yang meneliti budaya influencer, terutama hubungan kaum muda dengan selebriti internet, visibilitas online dan budaya pop media
sosial.
“Memang, pandemi ini terbukti menjadi periode yang sangat sulit bagi seluruh industri. Namun, dengan adanya situasi ini juga menciptakan peluang baru untuk influencer, content creator, bisnis, dan agensi merek. Jika ada industri yang mampu gesit dan cepat untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan perubahan besar, itulah industri pencipta digital," tambah Althea Lim. (flo/jpnn)
BERITA TERKAIT
- Dewi Perssik Murka kepada Richard Lee, Ini Penyebabnya
- Influencer yang Meraup Sukses dari Bisnis Tas dan Alat-alat Tulis
- Istana Pastikan Raffi Ahmad yang Pertama dan Terakhir
- Komentar Prof Wiku soal Ulah Raffi Ahmad di Party setelah Divaksin Covid-19
- Perjuangan Yudiana Aditya Membesarkan AMI Influencer
- Dahulu Pengamen, Indra Kenz Kini Bisa Garap Musik Bernilai Miliaran