Begini Cara Pertamina Menyiapkan Skenario Hadapi Tantangan di Era Transisi Energi

Begini Cara Pertamina Menyiapkan Skenario Hadapi Tantangan di Era Transisi Energi
Pertamina menyiapkan sejumlah skenario menghadapi tantangan di era transisi energi, Foto: Dokumentasi Humas Pertamina

Di era transisi energi, negara-negara di Asia Selatan termasuk Indonesia, tutur Nicke, memiliki peluang besar karena dikaruniai alam dengan sumber energi primer hijau yang melimpah.

Sumber daya ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon.

Untuk mewujudkan itu, Pertamina telah mengalokasikan 15 persen dari total Capex untuk pengembangan portofolio bisnis rendah karbon/hijau, jauh lebih tinggi dari rata-rata perusahaan energi lainnya.

Nicke menyebutkan beberapa inisiatif yang telah dan akan terus Pertamina laksanakan, antara lain dekarbonisasi dan efisiensi energi yang telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 31 persen.

Kemudian implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan injeksi C02 perdana di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, mengembangkan Kilang Hijau.

"Pengembangan energi Geothermal yang saat ini telah mencapai kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, memproduksi biodiesel dan lain-lain,” beber CEO Pertamina tersebut.

Nicke mengatakan Pertamina juga melibatkan masyarakat dengan mengembangkan Desa Mandiri Energi di 47 desa di Indonesia.

“Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kami membuka diri untuk kolaborasi global bersama seluruh peneliti, penemu dan para ahli dari universitas dan akademisi, perusahaan, kementerian hingga masyarakat melalui UMKM,” tandas Nicke.

Nicke Widyawati mengungkapkan Pertamina menyiapkan sejumlah skenario menghadapi tantangan di era transisi energi, simak penjelasannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News