Beginilah Penilaian Tokoh Muhammadiyah pada Keislaman Bung Karno

Beginilah Penilaian Tokoh Muhammadiyah pada Keislaman Bung Karno
Bung Karno, 9 Juli 1965 di antara personil band Trio Greco. Foto: Arsip Nasional Belanda.

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan, Bung Karno merupakan sosok yang tak mau setengah-setengah sebagai muslim. Menurut Mu’ti, Presiden RI pertama itu bahkan memiliki pemahaman keislaman seperti Muhammadiyah.

Mu’ti mengatakan, Bung Karno dalam setiap pemikirannya memang anti terhadap kemunduran. Bahkan, pemahamannya mengenai Islam selalu diperbarui lewat berbagai macam rujukan.

"Oleh karena itu Bung Karno itu lebih-lebih dari Muhammadiyah," ujar Mu’ti seperti diberitakan JawaPos.com, Selasa (13/6).

Lebih lanjut Mu’ti mengatakan, pemahaman Bung Karno tentang Islam juga lebih maju dan modern. Sebagai contoh adalah ketika ada peralatan rumah tangga milik istri kelima Bung Karno, Ratna Djuamy dijilati anjing.

Mulanya, Ratna hendak menghilangkan najis dengan mengunakan tanah. Namun Bung Karno menolaknya karena pada saat zaman nabi belum ada sabun.

"Pada saat itu‎ Ratna mencuci dengan sabun. Dan apa yang dilakukan Bung Karno juga pernah diakui oleh peneliti dari Mesir tahun 2012," katanya.

Dengan demikian, sambung Mu’ti, Islam tidak boleh terpaku pada pemahaman lama. Islam juga harus menyesuaikan dengan kondisi jaman yang semakin modern.

"Bung Karno mengatakan Islam sebagai agama telah selesai, tapi pemahaman Islam belum selesai. Atau dimaksud pemahaman agama Islam harus terus di-refresh," pungkasnya.(cr2/JPG)


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan, Bung Karno merupakan sosok yang tak mau setengah-setengah sebagai muslim. Menurut Mu’ti,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News