Bekas Neo-Nazi Kembali ke Australia Setelah Perang di Ukraina
"Kurasa itu ritual untuk setiap pria," katanya.
"Beberapa pria merasa mereka harus membela sesuatu atau pergi berperang. Itu bagian dari hal-hal yang harus mereka lakukan dalam hidup."
Tubuh Tilling dipenuhi tato yang katanya demi menghormati leluhur Skandinavia, tetapi di antaranya ada emblem yang dipakai oleh supremasi kulit putih.
Menurut pengakuan Tilling, ia seorang remaja dengan kekerasan.
Pada usia 18 tahun ia bergabung dengan Angkatan Darat Australia tetapi tidak menyelesaikan kontraknya dan dikeluarkan setelah mengabdi 18 bulan di resimen artileri ke-8/ke-12 di Darwin.
Dua bulan setelah kepulangannya pada akhir 2015, ketika sentimen anti-Islam mendidih di Australia, Tilling mengenakan bendera Southern Cross untuk protes anti-Islam oleh Reclaim Australia di Brisbane.
Dia mengatakan di sana dia bertemu dengan kelompok Neo-Nazi di Selandia Baru bernama Right Wing Resistance, yang di situs webnya menggambarkan kelompoknya sebagai "pasukan aktif nasionalis kulit putih" yang berkomitmen pada supremasi kulit putih.
"Saya terlibat pertama setelah teror bernuansa Islam di Australia dan dengan serangan teror di luar negeri," katanya.
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat