Bekerja di Pedalaman Australia Mengubah Persepsi Orang Indonesia Tentang Masyarakat Aborijin
Kawasan pedalaman Australia biasanya sulit mencari pekerja sehingga pekerjaan banyak diambil oleh peransel (backpacker) superti Yutthika atau pensiunan.
Sebagai insentif dan untuk mengatasi tantangan jarak, pekerjaan di pedalaman Australia sering ditujukan bagi pasangan, dan Bayu punya pengalaman bekerja di dapur.
Menghadapi masyarakat dengan etika yang berbeda
Bayu dan Yutthika berkendara ke Papunya dari Adelaide selama empat hari lewat Alice Springs, kota terbesar di gurun tepat di tengah benua Australia.
Papunya berlokasi 250 kilometer di barat daya Alice Springs yang menjad kota tujuan utama untuk ke Uluru yang merupakan salah satu destinasi wisata utama di Australia.
"Sebelum ke Papunya saya punya ketakutan sendiri bagaimana nantinya menghadapi orang aborijin karena biasanya mereka memang tidak seramah yang lain. Pikiran seperti ini mengarah ke rasisme," kata Bayu.
Sebelum datang ke sana, manajer toko mengirim email berisi informasi rinci tentang Papunya termasuk aturan mengemudi di jalan yang hanya satu lajur dan berdebu menuju ke sana.
Photo: Informasi rinci tentang Papunya yang diterima Bayu dan Yutthika sebelum datang ke sana.
"Kalau berpapasan dengan kendaraan lain, sama-sama mengurangi kecepatan, dan sama-sama roda kiri keluar dari jalan. Kalau bertemu dengan truk atau bus, mobil yang harus minggir dan berhenti," kata Bayu.
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23