Belajar Lawan Kemiskinan dari Novel Sepatu Dahlan

Belajar Lawan Kemiskinan dari Novel Sepatu Dahlan
Menteri BUMN Dahlan Iskan tengah menandatangani novel berjudul "Sepatu Dahlan" yang diluncurkan saat acara Car Free Day di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Minggu (20/5). Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
SURABAYA - Sepatu di kaki  Dahlan Iskan adalah kisah nan panjang. Dia tidak sekadar sepasang alas kaki, tetapi juga cita-cita yang mengiringi tapak demi tapak perjalanan hidupnya. Termasuk mimpi dan kesulitan hidup di masa lalunya. Kisah itulah yang diurai oleh Khrisna Pabichara dalam novel karyanya berjudul Sepatu Dahlan yang di-launching di sela-sela acara Car Free Day (CFD) di ruas jalan Darmo Surabaya kemarin pagi  (20/5).

   

Novel setebal 369 halaman tersebut bercerita tentang impian seorang anak desa yang tegar menghadapi takdir dan kemiskinan dengan cara kerja keras serta ketekunan. "Ini merupakan novel yang terinspirasi dari sukses Dahlan Iskan. Seorang bocah ndeso yang hidup kekurangan namun kemudian berhasil membalik keadaan menjadi pengusaha dan menteri yang top," kata Khrisna.

   

Judul Sepatu Dahlan dipilih, ujar Khrisna, tidak lepas dari mimpi masa kecil Dahlan yang sangat ingin memiliki sepatu, tetapi tidak kesampaian. Sebab, apa daya, ketidakmampuan secara ekonomi dua orang tuanya membuat kakinya tidak mampu merasakan bersepatu hingga memasuki masa-masa akhir studi di SMA.

   

Turut hadir dalam acara peluncuran novel kemarin sang tokoh utama, yaitu menteri BUMN kelahiran 17 Agustus 1951, Dahlan Iskan. Seolah mengiyakan cerita Khrisna, Dahlan mengatakan bahwa saking miskinnya, saat bersekolah dulu dirinya tidak pernah menggunakan sepatu. Tetapi nyeker alias telanjang kaki ke mana-mana.

SURABAYA - Sepatu di kaki  Dahlan Iskan adalah kisah nan panjang. Dia tidak sekadar sepasang alas kaki, tetapi juga cita-cita yang mengiringi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News