Belum Terbukti Secara Klinis, Pakar Minta Warga Tidak Terjebak Euforia Khasiat Kayu Bajakah

Belum Terbukti Secara Klinis, Pakar Minta Warga Tidak Terjebak Euforia Khasiat Kayu Bajakah
Belum Terbukti Secara Klinis, Pakar Minta Warga Tidak Terjebak Euforia Khasiat Kayu Bajakah

"Bagi orang kami, bajakah ini sudah biasa dijadikan obat. biasanya untuk obat kencing manis dan demam juga. Warga biasanya meminum air yang langsung diambil dari batangnya. Satu batang ukuran 1 meter itu biasanya dapat air satu gelas. Kami baru tahu dari TV kalau batangnya ternyata juga bisa dimanfaatkan." tutur Bobby.

Belum Terbukti Secara Klinis, Pakar Minta Warga Tidak Terjebak Euforia Khasiat Kayu Bajakah Photo: Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya penemu obat anti kanker dari kayu bajakah, Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani. (Kompas)

Bobby hanyalah satu dari sekian banyak orang yang mendapat berkah dari viralnya berita khasiat tanaman bajakah untuk mengobati kanker belakangan ini.

Kabar viral ini bermula dari keberhasilan dua siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah, meraih medali emas dalam ajang World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan pada 2019 lalu atas temuan obat anti kanker dengan bahan baku alami berupa batang pohon tunggal atau dalam bahasa dayak disebut dengan bajakah.

Temuan ini pun langsung memicu minat orang yang tergiur dengan kliam khasiat pengobatan dari tanaman tersebut. Diberitakan di kota Palangkaraya bermunculan penjual kayu akar bajakah dadakan di pinggir jalan.

Di sejumlah platform e-commerce bermunculan orang yang menjual tanaman bajakah dengan harga bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Tidak hanya didalam negeri, sebuah media lokal di Kalimantan Tengah memberitakan seorang warga mengaku telah mendapat pesanan kayu bajakah dari Tiongkok dengan jumlah tidak tanggung-tanggung satu kontainer.

Belum teruji secara klinis
Belum Terbukti Secara Klinis, Pakar Minta Warga Tidak Terjebak Euforia Khasiat Kayu Bajakah Photo: Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joeni Setijo Rahajoe. (LIPI)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News