Benahi Garuda Indonesia Tak Semudah Membalik Telapak Tangan

Benahi Garuda Indonesia Tak Semudah Membalik Telapak Tangan
Garuda Indonesia. Foto Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Transportasi, Azas Tigor Nainggolan mengkritisi aksi Serikat Pekerja PT Garuda Indonesia Bersatu yang terdiri dari Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia dan Asosiasi Pilot Garuda (APG).

Mereka kembali mendesak perombakan jajaran direksi. Azaz menilai, desakan tersebut terlihat disampaikan tanpa mempertimbangkan indikator kinerja yang terukur.

''Terkait keinginan restrukturisasi direksi itu adalah menjadi kewenangan pemegang saham dalam hal ini pemerintah, bukan ranahnya serikat karyawan dan APG. Pemegang saham tentu memiliki penilaian sendiri terkait kinerja direksi,'' ujar Azas kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/1).

Terlebih, jajaran direksi saat ini belum genap setahun dalam menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Tentunya, ada rencana strategi jangka pendek dan panjang yang akan dan sudah dijalankan jajaran direksi.

''Semua ini kan ada indikatornya, bisa diukur dan memiliki target yang jelas. Upaya memperbaiki Garuda tidak semudah sekadar membalikan telapak tangan,'' katanya.

Dengan menilai indikator kinerja direksi, menurutnya, bisa diketahui dengan jelas apakah ada upaya perbaikan, pembenahan dalam mengembangkan Garuda. Terpenting itu adalah apakah direksi punya kapasitas dan kemampuan dalam mengembangkan perusahaan.

''Jadi indikator bukan hanya menuntut direksi harus dari internal Garuda semata. Kalau mendesak-desak dari internal justru memunculkan dugaan hanya bagian perebutan jabatan semata?'' tegas Azas.

Kinerja direksi di bawah komando Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Pahala N Mansury mulai membenahi perusahaan penerbangan pelat merah itu April 2017.

Serikat Pekerja PT Garuda Indonesia Bersatu kembali mendesak perombakan jajaran direksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News