Bencana Asap Riau, Mengulang Kisah 1997

Bencana Asap Riau, Mengulang Kisah 1997
Bencana Asap Riau, Mengulang Kisah 1997

Pria yang sudah mengabdi selama 36 tahun di Angkasa Pura ini mengaku, bencana kabut asap terparah di Riau terjadi tahun 1997 lalu.

"Ini seperti mengulang bencana 17 tahun lalu. Tahun 1997 itu, bencana kabut asap benar-benar sangat parah. Saya masih ingat, ketika itu bandara Pekanbaru sampai harus ditutup selama 3 bulan. Semua calon penumpang dialihkan ke bandara terdekat, seperti Padang, Medan atau Jambi," kata Agus.

Sejak bencana asap terbesar tahun 1997, Provinsi Riau setiap tahun mengalami bencana kabut asap. Namun kata Agus, kondisinya tidaklah separah tahun 1997. Kini setelah 17 tahun berlalu, Agus mengakui tanda-tanda bencana kabut asap besar mulai terlihat.

"Ini sudah hampir sebulan lebih sering delay dan seminggu terakhir banyak penerbangan yang terpaksa dibatalkan. Tapi kita berharap jangan sampai terlalu lamalah. Kasihan penumpang dan kasihan pegawai di sini juga," kata Agus berharap.

Sebelumnya, kepala pusat data informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Kerugian ekonomi akibat bencana asap yang dipicu kebakaran lahan dan hutan di Sumatera khususnya di Riau, mencapai Rp10 triliun. Kerugian tersebut berdasarkan kerugian transportasi dan kegiatan ekonomi masyarakat.

"Total kerugian ini akibat terganggunya aktivitas transportasi dan ekonomi masyarakat kecil lainnya," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, kerugian paling besar terjadi dari terganggunya aktivitas transportasi udara karena banyak pembatalan dan penundaan pesawat. Selain itu kabut asap yang begitu pekat membuat kualitas udara di Riau dinyatakan sangat berbahaya. Hal tersebut berdampak pada aktivitas dan kesehatan masyarakat.

BNPB memperkirakan kepekatan asap dipicu penambahan titik api di Riau. Dari ratusan hotspot, lebih dari 60 persen dipantau satelit NOAA berada di Provinsi Riau.

PEKANBARU -- Agus Salim tampak sibuk mengawasi ratusan calon penumpang di bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Sesekali ia tampak menghubungi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News