Bencana Jepang Katrol Harga Baja

Bencana Jepang Katrol Harga Baja
Bencana Jepang Katrol Harga Baja
"Industri baja tengah mengalami dilema. Di sisi lain, suplai bahan baku kita juga menghadapi praktik kartel. Selama ini, hampir 90 persen bahan baku dari impor, seperti biji besi. Terutama dari Amerika Latin, seperti Brasil dan Cile. Jadi, tanpa diganggu persoalan dumping, industri baja nasional sudah menghadapi kondisi yang berat," tandasnya.

Pada 2011, perkiraan produksi baja nasional sebesar 8 juta ton dan impor sekitar 4 juta ton. Sementara konsumsi nasional tahun ini bisa menyentuh sekitar 12 juta ton. "Produksi lokal diserap di domestik semua. Produksi nasional tidak terlalu bergerak, karena industri lokal juga tidak melakukan ekspansi," kata Edward.

Terkait lonjakan harga baja, hal itu sendiri pernah diperkirakan sebelumnya. Co Chairman Flat Product Indonesian IISIA Irvan Kamal Hakim memprediksi, harga baja bertahan pada level USD 1.000 per ton pada semester I tahun 2011. Sementara harga baja pada akhir tahun 2010 di kisaran USD 600-700 per ton.

IISIA mencatat, hingga saat ini, harga bahan baku naik sekitar 7-13 persen dibandingkan akhir Desember 2010. Kenaikan scrap sebesar 16 persen dari USD 450 per ton pada akhir 2010, menjadi USD 520 per ton. Sedangkan, harga iron ore melonjak 7 persen dari USD 174 per ton menjadi USD 186 per ton. Sementara, slab naik 17 persen dari USD 580 per ton menjadi USD 680 per ton, dan billet naik sebesar 13 persen dari USD 592 per ton menjadi USD 670 per ton.

JAKARTA - Dampak bencana gempa dan tsunami Jepang bukan saja dialami sektor elektronik dan otomotif, tapi juga sektor industri lain seperti baja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News