Bendera Putih

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Bendera Putih
Warga Malaysia mengibarkan bendera putih sebagai tanda butuh bantuan pokok pada masa lockdown. Foto: The Star/Azar Mahfof

Jaringan toserba Econsave lewat Facebook minta bantuan warganet untuk memberi tahu di mana saja warga mengibarkan bendera putih, sehingga bisa menyalurkan bantuan. Awesome Canteen, kafe yang populer di Petaling Jaya, juga memberi bantuan dengan menawarkan makan gratis bagi siapa pun yang datang kepada kasir sambil membawa secarik kertas putih.

Kalangan selebritas seperti rapper Altimet di Instagram mengumumkan bahwa dia dan teman-temannya akan membagikan kebutuhan pokok di setiap pintu rumah yang mengibarkan bendera putih.
Di tengah kondisi global yang serba individualistis seperti sekarang, ternyata solidaritas sosial terbukti masih hidup. Di Indonesia pun masyarakat bahu-membahu membantu orang-orang yang mengalami kesulitan di tengah penerapan kondisi darurat yang mencekam.

Sosiolog Ferdinand Tonnies (1887) membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu kelompok paguyuban atau gemeinschaft, dan masyarakat patembayan atau gesellschaft. Masyarakat paguyuban hidup berdasarkan hubungan komunal yang rekat secara badaniah dan batiniah yang menjadi ciri masyarakat pedesaan.

Masyarakat patembayan hidup berdasarkan hubungan sosial berdasarkan kesamaan kepentingan individu dan didasari oleh kepentingan transaksional. Hubungan di antara anggota masyarakat berlaku secara profesional. Ciri ini melekat pada masyarakat seperti ini tinggal di perkotaan besar.

Masyarakat paguyuban cenderung mempunyai solidaritas sosial yang lebih tinggi dibanding masyarakat patembayan yang lebih individualistis. Tetapi, di era digital seperti sekarang pola-pola hubungan sosial berubah seiring dengan meluasnya penggunaan internet.

Kasus bendera putih menunjukkan bahwa media sosial bisa bermanfaat untuk menggalang dukungan sosial dengan jangkauan yang lebih luas. Jaringan sosial tidak hanya dibatasi oleh lingkup geografis, tapi sudah bisa menembus lintas bangsa secara global.

Di Indonesia, solidaritas sosial di tengah pandemi terlihat masih cukup kuat di beberapa komunitas. Sebuah penelitian internasional menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia.

Badan amal Charities Aid Foundation (CAF) menerbitkan World Giving Index 2021 yang menempatkan Indonesia pada peringkat pertama dengan skor indeks keseluruhan 69 persen, naik dari 59 persen pada indeks tahunan terakhir yang dikeluarkan 2018.

Indonesia juga menempati posisi tertinggi dalam partisipasi pada kegiatan kesukarelawanan. Di tengah situasi yang serba suram seperti sekarang, ternyata masih sangat banyak orang-orang yang mau berbuat baik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News