Benny Susetyo: Anak Muda Bertindak Lokal, Berpikir Global

Benny Susetyo: Anak Muda Bertindak Lokal, Berpikir Global
Peserta kegiatan Wolosambi Youth Day IV yang dilaksanakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Joanne Baptista Wolosambi di Wolosambi, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, Minggu (19/6/2022). Foto: Dok. BPIP

Benny menunjuk pada Pancasila yang hanya dijadikan hafalan oleh banyak orang.

"Pancasila tidak hanya menjadi hafalan, tetapi harus menjadi living dan working ideology. Living artinya hidup dalam kehidupan, dan working artinya benar-benar terwujud dalam setiap aspek kehidupan."

"Untuk anak muda, saya meminta agar dapat menguasai tiga hal, yaitu ilmu pengetahuan, komunikasi, dan politik. Dengan tiga hal itulah, anak muda bisa menjaga Pancasila," katanya.

"Anak muda harus kreatif, misalnya membuat konten tentang budaya, tarian, makanan tradisional, kerajinan. Kemas itu semua dengan teknologi, serukan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi. Anak muda bertindak lokal dan berpikir global," serunya.

Benny menyebutkan tantangan yang dihadapi anak muda untuk menyebarkan konten-konten kearifan lokal.

"Tantangan era digital tidak mudah. Siapapun yang menguasai ilmu pengetahuan, dialah yang menguasai semua. Kita jangan hanya jadi penonton. Olah sumber daya alam yang dimiliki daerah, bukan hanya barang mentah. Mental kita jangan hanya menjadi mental inlander, penjajah, mudah tergantung dan dipengaruhi konsumerisme, dan tidak menghargai kearifan lokal kita."

Benny pun menutup dengan sebuah seruan.

"Pancasila bukan dihapalkan, tetapi aplikasikan dalam karya nyata. Saatnya kita menilai diri kita, "apa yang sudah dipersembahkan kepada Tuhan, bangsa, dan gereja? Pegang teguh Pancasila untuk menjaga keutuhan hidup," ujar Benny.(fri/jpnn)

Antonius Benny Susetyo menyerukan kepada pemuda untuk membuat konten-konten tentang kearifan lokal dalam rangka mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News