Beragama tanpa Berpolitik, Tak Mulus Masuk Surga

Beragama tanpa Berpolitik, Tak Mulus Masuk Surga
Beragama tanpa Berpolitik, Tak Mulus Masuk Surga

Mereka berjuang dari banyak tempat dan dengan berbagai alat, untuk kemudian bertemu di NU sebagai ruang pengkhidmatan melalui komitmen, partisipasi, dan sharing program. "Upaya untuk menghomogenkan kembali suara politik NU ternyata gagal," tegasnya.

Karena itu pemutlakan satu alat untuk perjuangan politik tidak dibenarkan, sebagaimana halnya pemutlakan tujuan perjuangan tidak dibenarkan dengan menggunakan semua alat (al-ghayah la tubarrirul washilah), bahwa partai adalah alat perjuangan, maka NU tidak perlu memutlakkan satu alat untuk mencapai tujuan perjuangannya.

"Kenyataan bahwa kader-kader NU tersebar ke berbagai partai politik dan mereka berkomitmen untuk ikut membesarkan NU dari banyak jalur merupakan fakta yang membesarkan hati," ungkapnya.

Mereka kata Lily, masuk dari berbagai pintu (min abwaabin mutafarriqah) untuk kemudian kembali ke rumah besar Nahdlatul Ulama. "Bertolak dari hal tersebut, maka para politisi NU dari berbagai partai berinisiatif membentuk ForsiNU. ForsiNU bertujuan membangun kebersamaan, meningkatkan kesalingpahaman, dan kerjasama strategis demi kebesaran dan kemasalahatan jam’iyyah NU," ujarnya.

Selain itu ForsiNU diharapkan menjadi jembatan emas yang menghubungkan seluruh kader NU lintas-partai ke dalam sinergi, koordinasi, dan kooperasi dalam rangka meningkatkan peran dan marwah politik kenegaraan, kerakyatan, dan kemanusiaan NU sebagai penjelamaan politik adiluhung (al-siyasah al-ulya), dan implementasi nyata Khittah NU 1926. Karena itu ForsiNU mendeklarasikan diri membentuk ForsiNU, imbuhnya.

Saat membacakan naskah deklarasi ForsiNU ‘Dari NU untuk Indonesia’, Lily Khotijah Wahid didampingi antara lain oleh inisiator ForsiNU A Effendy Choirie (Nasdem), A Mujib Rachmat (Golkar), Isa Muchsin (PPP), Abdul Kholiq Ahmad (PAN), M. Falakh (PDIP), dan Arfin Hakim (PKB). (fas/jpnn)

 


JAKARTA - Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali mengatakan dalam mengawal NKRI dibutuhkan lima komponen penting bangsa yaitu kiai dan ulama,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News