Berangkat Gratis ke Jepang setelah Kalahkan 18 Ribu Pendaftar

Berangkat Gratis ke Jepang setelah Kalahkan 18 Ribu Pendaftar
Bagus Prasetyo menunjukkan video tentang Indonesia. Foto: Boy Slamet/Jawa Pos

”Teman-teman di sekolah juga rajin mengumpulkan botol-botol plastik, lalu mengirimkannya ke pabrik pengelolaan sampah plastik. Selain itu, kampanye penggunaan listrik seefisien-efisiennya,” jelasnya.

Berkat program yang telah diterapkan di sekolah bersama teman-temannya itu, Bagus lolos 10 besar. Tahap berikutnya, dia menjalani phone interview langsung oleh panitia di Jepang. Ada beberapa pertanyaan yang sama sekali belum pernah didengar, seperti masalah green terrorist.

Berusaha memberikan jawaban semampunya, Bagus ternyata sukses masuk tiga besar dan mengikuti final interview di Sampoerna University Jakarta pada 23 Mei lalu. ”Proses seleksi ini sebenarnya serba mendadak. Tampaknya panitia memang sengaja ingin melihat kesiapan calon peserta,” ceritanya.

Saat pengumuman lolos menuju seleksi tahap akhir di Jakarta itu, Bagus sebetulnya sedang mengikuti seleksi lomba debat tingkat nasional di Batu. Bungsu di antara tiga bersaudara tersebut menjadi salah satu nomine yang mewakili lomba National School Debating Championship 2015 di Ambon. ”Sebenarnya itu pilihan berat. Tapi, saya memutuskan untuk meneruskan perjuangan program PRIC,” tuturnya.

Bagus menyatakan sudah kangen dengan Negeri Sakura. Dia pernah mengikuti Japan East Asia Network of Exchange Student and Youths (Jenesys) pada Desember 2014 di Jepang secara gratis. Pengalaman tinggal dan belajar di Jepang itulah yang membuat Bagus ingin kembali.

Kesempatan mengikuti PRIC diharapkannya menjadi penyembuh rasa kangen tersebut. ”Saya ingin kembali ke Jepang. Tapi, saya ingin gratis. Alhamdulillah, keturutan juga,” ujarnya.

Bagus akan tinggal di Jepang selama dua minggu. Banyak kegiatan yang sudah dijadwalkan untuknya. Seluruh peserta akan mengikuti program homestay dengan tinggal di rumah-rumah penduduk di Jepang. Selain itu, ada kegiatan kamping di Gunung Yamato Katsugari di daerah Taman Nasional Quasi Kongo-Ikoma-Kisen.

Saat kamping, banyak kegiatan yang harus dilakukan. Mulai outdoor seperti berselancar dan naik kano hingga konferensi internasional. ”Saat konferensi ini, seluruh peserta membawakan topik dan budaya masing-masing negara,” ujarnya.

BAGUS Prasetyo Santoso terpilih sebagai wakil Indonesia dalam program Pacific Rim International Camp (PRIC) 2015 di Jepang mulai 4 Agustus. Remaja

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News