Beras jadi Komoditas Pangan Penyebab Inflasi, NFA Lakukan Hal Ini

Beras jadi Komoditas Pangan Penyebab Inflasi, NFA Lakukan Hal Ini
Rapat Koordinasi pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (24/10). Foto: Humas Badan Pangan Nasional

Menurut Arief, Sulses menjadi salah satu provinsi dengan produksi beras tertinggi secara nasional. Potensi panen Sulsel pada bulan Oktober 2022 sebesar 264 ribu ton dan bulan November 2022 sebesar 183 ribu ton.

“Sulsel berpotensi sebagai pusat serapan untuk meningkatkan CBP BULOG yang ditargetkan sebesar 1,2 juta ton sampai dengan Desember 2022,” ujarnya.

Menurut Arief, penting untuk memastikan ketersediaan CBP yang memadai, mengingat itu dapat menjadi salah satu instrument pengendalian harga beras sehingga diharapkan komoditas tersebut tidak lagi membebani angka inflasi.

“CBP dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar untuk menurunkan inflasi, antisipasi tanggap darurat, serta alokasi untuk kebutuhan mendesak lainnya,” ungkapnya.

Untuk itu, Arief mengapresiasi provinsi-provinsi yang menjadi sentra produksi beras.

Selain Sulsel, sejumlah provinsi juga memiliki potensi panen yang tinggi sampai dengan November tahun ini, seperti Jawa Barat memiliki potensi panen beras 398 ribu ton, Jawa Tengah 335 ribu ton, dan Jawa Timur 366 ribu ton.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan, upaya menjaga stabilitas harga beras untuk menekan inflasi juga harus didukung kolaborasi antar Pemerintah Daerah dengan pelaku usaha.

Ia mencontohkan kolaborasi stabilisasi harga beras di DKI Jakarta yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan BUMD pangan Food Station dan Pasar Induk Beras.

Menurut Kepala NFA, sampai saat ini komoditas pangan yang paling berkontribusi dalam peningkatan inflasi ialah beras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News