Berdialog dengan Anggota DPR Aryani, IPTI Dorong Pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi

Berdialog dengan Anggota DPR Aryani, IPTI Dorong Pengesahan RUU Perlindungan Data Pribadi
Ketua DPW Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta (IPTI Jakarta) Glenn Wijaya dan jajaran pengurus IPTI DKI saat dialog bersama Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani di Jakarta, Sabtu (7/3). Foto: Dok. IPTI

“Beliau ingin turun langsung ke masyarakat untuk berdialog dan mengumpulkan masukan-masukan untuk dibawa saat sidang nantinya,” kata Glen Wijaya.

Untuk diketahui, IPTI Jakarta yang dipimpin Glenn Wijaya selaku Ketua bersama Syahronny Limbang Margana sebagai Sekretaris Jenderal ini terus eksis menyuarakan aspirasi masyarakat.

Menurut Glenn, IPTI yang berdiri sejak tahun 2010 diharapkan menjadi wadah kepemudaan yang merangkum aspirasi-aspirasi pemuda/pemudi Tionghoa agar dapat bersama-sama komponen bangsa lainnya membangun negeri tercinta.

Sejak terpilih menjadi Ketua IPTI Jakarta di medio September 2019, Glenn dan segenap jajaran pengurus dan anggota IPTI Jakarta sangat aktif terlibat dalam berbagai aksi sosial kepemudaan, seperti acara Pray for Wuhan yang diadakan belum lama ini di Food Street PIK bersama Aliansi Masyarakat Peduli Wuhan, seperti yang dapat dilihat pada laman profil Instagramnya, @iptijakarta.

Salah satu anggota IPTI dari kalangan profesional muda dan juga mantan diaspora dari National University of Singapore (NUS), Ferdiano Pradipta, menyuarakan pendapatnya mengenai lapangan kerja di Indonesia yang secara umum belum menarik bagi diaspora untuk berkarya di dalam negeri.

Ibu Christina menyatakan memang pemerintah belum fokus hal ini, terlihat dari kecilnya anggaran dan instansi yang mengurusi hal ini.

“Selain itu, untuk bidang Kominfo, isu hangatnya UU ITE pencemaran nama baik sering disalahgunakan oleh orang berkedudukan atau perusahaan besar untuk membungkam kritik di media sosial. Saran saya adalah perlunya revisi UU ITE ini supaya tidak digunakan sebagai UU anti-kritik,” tambah Ferdiano.

Acara yang berlangsung kurang lebih 90 menit itu sangat produktif untuk membahas sejumlah isu aktual.

IPTI yang berdiri sejak tahun 2010 diharapkan menjadi wadah kepemudaan yang merangkum aspirasi-aspirasi pemuda/pemudi Tionghoa agar dapat bersama-sama komponen bangsa lainnya membangun negeri tercinta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News