Berharap BI Cermat Respons Kebijakan The Fed

Berharap BI Cermat Respons Kebijakan The Fed
Bank Indonesia. Foto: Ilana Adi Perdana/Jawa Pos.Com/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso beranggapan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (Fed) menaikkan suku bunga dari 1,75 persen menjadi 2 persen pada Rabu lalu (13/6), tak lantas diikuti industri perbankan menaikkan suku bunga kredit. Sebab repricing suku bunga kredit perbankan mesti dilakukan dengan perhitungan yang matang.

"Itu tidak instan. Repricing kredit itu kan ada waktunya sehingga semua industri punya waktu menyiapkan diri supaya dampaknya bisa smooth. Otomatis ada term of condition-nya. Kalau harus di-reprice. Tidak mesti kalau Amerika naik sekian basis poin kita naikkan sekian basis poin. Tidak mesti begitu," beber Wimboh, seperti diberitakan Jawa Pos.

Wimboh menambahkan bila BI terpaksa menaikkan suku bunga maka tak serta merta juga akan berdampak secara langsung pada bunga kredit. Pasalnya, selama likuiditas terjaga maka tak ada ruang bagi perbankan untuk menaikkan bunga kreditnya.

”Likuiditas masih terjaga tentu kenaikan suku bunga tidak instan sehingga semua orang dan industri bisa mempersiapkan diri biar dampaknya smooth tidak mengagetkan,” urainya.

BACA JUGA: Pelaku Usaha Waspadai Dampak Kebijakan The Fed

Wimboh meyakini bahwa kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed bakal direspons secara cermat oleh Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur 27-28 Juni 2018 mendatang. ”BI punya hitungan cermat kapan dan berapa harus dinaikkan,” tambah Wimboh.

OJK juga menegaskan bahwa berbagai potensi sudah harus diantisipasi sejak dini oleh dunia usaha khususnya sektor riil. ”Sektor riil harus bisa juga antisipasi dan buat dirinya imune terhadap dinamika yang ada,” pungkas Wimboh. (agf)


Wimboh yakin kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed bakal direspons secara cermat oleh Bank Indonesia.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News