Berimplikasi ke Dunia Usaha, Ekonom INDEF: Urusan Resuffle Jangan Dibuat Mengambang

jpnn.com, JAKARTA - Ekomon dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menunggu keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle. Sebab, narasi reshuffle tidak bisa dibuat mengambang seperti yang Jokowi lakukan saat ini.
"Saya mau melihat keseriusan Pak Jokowi. Kalau mau resuffle, ya, resuffle aja. Jangan kemudian buat mengambang seperti ini," kata Bhima dalam diskusi daring berjudul "Menanti Perombakan Kabinet", Minggu (4/7).
Menurut dia, iklim usaha terdampak saat narasi resuffle dibuat mengambang. Investor bakal hitung ulang untuk menanamkan modal ke Indonesia.
"Jadi ini ada implikasi panjang. Bukan dari sisi politik, ya," ucap dia.
Investor, kata dia, akan menunggu resuffle sebelum menanamkan modal. Hal ini, berkaitan dengan berubahnya aturan main di dunia usaha ketika menteri berganti.
"Mereka (investor) akan wait and see. Mereka akan menunggu, karena apa? Ini, kan, terkait ganti menteri, ganti kebijakan. Kalau belum ada kejelasan seperti ini, masih gertak sambal begini, ini nanti ganggu realisasi investasi juga," beber Bhima.
Lebih lanjut, kata dia, Presiden Jokowi harus memikirkan sisi profesional di dalam kabietnya mendatang jika melakukan reshuffle.
Saat ini, kata dia, menteri sosok profesional sangat diperlukan Indonesia untuk keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Ekomon dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menunggu keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle.
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan