Beringin Diterpa Angin, Bagaimana Nasib Golkar 2018?

Beringin Diterpa Angin, Bagaimana Nasib Golkar 2018?
Wasekjen DPP Golkar Sarmuji (kiri), Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi (pakai peci), Koordinator GMPG Ahmad Doli Kurnia dan Pakar Politik LIPI Siti Zuhro di sela Beringin Diterpa Angin. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro menilai Golkar harus segera move on, memikirkan bagaimana nasib partai di pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019.

Siti menyebutkan, Golkar harus bisa memikirkan solusi untuk melepaskan masalah personal Setya Novanto. Hal itu penting karena Golkar merupakan partai besar yang punya pengaruh terhadap stabilitas politik nasional.

"Yang harus dipikirkan bagaimana nasib Golkar 2018, pilkada serentak dan kesiapan menata diri dan promosikan calon-calon legislatif dan calon presiden dan calon wakil presiden 2019," ucap Siti dalam diskusi bertajuk "Beringin Diterpa Angin" di Cikini, Jakarta Pusat pada Sabtu (25/11).

Karena itu, katanya, Golkar tidak mungkin terus menerus berfokus pada satu orang, Setya Novanto yang nyatanya telah berstatus tersangka korupsi e-KTP dan ditahan.

"Urusan ini harus bergeser dari personal kader ke institusi. Bagaimana nantinya Golkar jauh lebih mumpuni sebagai institusi politik. Itu yang paling penting untuk Golkar," tegasnya.

Namun sekarang yang terjadi menurut dia, masih kentalnya tarik menarik antara aspirasi musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dengan yang mempertahankan Novanto. Hal ini jelas tidak lagi sejalan dengan jargon Suara Golkar Suara Rakyat.

"Itu jelas sekali. Suara Golkar Suara Rakyat, hilang sama sekali ketika Golkar menafikan aspirasi rakyat," pungkas Siti. (fat/jpnn)


Setelah diterpa kasus Setya Novanto, masihkah Suara Golkar Suara Rakyat?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News