Bersihkan Makam Malam Jumat, Jengkel pada Peziarah tak Sopan

Selama 33 tahun Samad menjadi juru kunci. Suka dan duka tentu dirasakan dalam melaksanakan tugasnya. Dia sudah biasa membersihkan area makam sepekan sekali saban malam Jumat.
Samad juga tidak jarang mengantar sekaligus mendampingi peziarah serta menjelaskan sejarah Mertonegoro. ‘’Peziarah datang paling ramai pada Ruwah (bulan sebelum Ramadan, Red),’’ terangnya.
Selain Ponorogo, peziarah juga datang dari Magetan, Wonogiri, Trenggalek, dan Tulungagung. Ramah tentunya bakal Samad sajikan tatkala ada peziarah datang.
Kendati demikian, dia mengaku sering mendapati peziarah yang kurang sopan.
‘’Menyuruh membukakan pintu dengan kesan menyepelekan. Sengaja saya biarkan peziarah seperti itu, saya ngaku kalau kuncinya ketinggalan. Saya balik rumah dan tidak kembali ke makam,’’ jelasnya kesal.
Dia mengaku prihatin dengan generasi penerus yang tidak memahami siapa pendahulunya. Samad berharap ada pelajaran di sekolah yang mengulas tentang sejarah Ponorogo termasuk pendiri beserta makam-makamnya.
Selain itu, keadaan makam yang bangunannya jauh dari perawatan tersebut juga membuat sesak dadanya.
‘’Seharusnya pemerintah peduli dengan keadaan seperti itu. Sudah banyak generasi yang tidak tahu, bangunan makam tidak terawat, lama-lama bisa hilang semua,’’ ujarnya.***(irw)
Samad, sang juru kunci Makam Kanjeng Raden Mas Arya Mertonegoro, merasa jengkel dengan sikap peziarah yang tidak sopan.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu