Bertekad Mandiri, KPM PKH: Suatu Saat Tangan Saya Harus Jadi yang di Atas

Bertekad Mandiri, KPM PKH: Suatu Saat Tangan Saya Harus Jadi yang di Atas
Mantan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kampung Lewengkawung, Desa Mekarmulya, Kecamatan Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Mintarsih. Foto: Kemensos.

jpnn.com, KARAWANG - Menerima bantuan tidak selamanya menyenangkan. Bagi beberapa orang, menjadi penerima justru dianggap sebagai hal yang tidak perlu dilanggengkan. Kalau bisa "naik status" menjadi sang pemberi.

Hal ini berlaku bagi salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Kampung Lewengkawung, Desa Mekarmulya, Kecamatan Jambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Mintarsih.

Dia menjadi peserta PKH sejak 2018. Mintarsih menceritakan kisah awal menjadi penerima bantuan bersyarat dari pemerintah ini.

Bantuan Rp 900 ribu yang di terima setiap kali cair itu dirasakan manfaatnya.

"Uang bantuan PKH cair tiga bulan sekali. Lumayan ya buat kebutuhan anak saya yang balita dan anak saya yang SD," katanya saat ditemui pada suatu siang pertengahan Maret 2021, bersama anak keduanya di kantor desa setempat. 

Sejak itu, lanjutnya, uang bantuan PKH yang rutin diterima digunakan untuk keperluan sehari-hari dan sekolah kedua anaknya.

Dia yang sementara tidak bekerja kala itu mengaku menggantungkan pada bantuan PKH.

Suaminya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan dengan upah Rp 50.000 per hari.

Mintarsih memutuskan keluar dari kepesertaan PKH. Sekarang dia sudah sukses menjalankan usaha. Omzetnya mencapai Rp 30 juta per bulan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News