Besek Wadas

Oleh: Dahlan Iskan

Besek Wadas
Dahlan Iskan. Foto: Disway.id

"Mau ke mana?" tanya saya.

Baca Juga:

"Mau ke sungai, cuci baju," kata salah satu dari mereka.

Lalu muncul beberapa orang lagi. Pemilik rumah di depan masjid itu juga muncul. Itulah Kiai Nur yang sejak dua minggu lalu menggantikan Kiai Syamsu Bahri yang meninggal dunia.

Saya abaikan sebentar Kiai Nur –khawatir tiga anak muda itu berlalu. "Saya mau ikut kalian ke sungai. Ingin melihat kalian mencuci baju," kata saya.

Yang sebenarnya: saya ingin lebih banyak bicara dengan mereka.

"Karena Pak Dahlan mau ikut, baiknya lewat sana saja. Lebih mudah," ujar Kiai Nur.

Mereka pun balik badan –menuju jalan sempit di sebelah masjid. Kiai Nur ternyata ikut juga.

Ada jembatan kecil di ujung gang sempit itu. Jembatan itu hanya selembar 1 meter tapi terlihat kukuh. Melengkung melintasi Sungai Juweh. Airnya agak keruh karena memang lagi musim hujan. Batu-batunya tidak banyak –mungkin sudah diambili untuk bangunan.

Sampai di persimpangan jalan kecil itu tiba-tiba terbaca tulisan tangan merah berukuran mencolok: Wadas Menolak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News