Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia

Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
Jemaah haji asal Kabupaten Serang, Banten meninggal dunia di Madinah, Arab Saudi. Ilustrasi Foto: Abdul Malik Fajar/JPNN Banten

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mendukung rencana pembangunan perkampungan Indonesia di dekat Masjidil Haram.

Presiden meyakini jika proyek itu terwujud, biaya dan kenyamanan jemaah haji akan jauh lebih baik, sejalan dengan visi pemerintah dalam memberikan pelayanan maksimal bagi jamaah di tanah air.

Pemerintah dan DPR menyepakati Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp 89,41 juta, turun Rp 4 juta dari tahun sebelumnya.

Dampaknya, biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang dibayarkan jamaah juga turun menjadi Rp 55,43 juta, lebih rendah dari Bipih 2024 yang mencapai Rp 56,04 juta. Penggunaan nilai manfaat per jamaah juga turun dari Rp 37,36 juta pada 2024 menjadi Rp 33,97 juta tahun ini.

Tahun ini Indonesia mendapat kuota 221.000 orang, termasuk jamaah reguler, petugas, pembimbing, dan haji khusus.

Sementara itu, Malaysia, melalui Lembaga Tabung Haji (TH) mengalokasikan RM261 juta atau sekitar Rp 949,8 miliar untuk membantu pembiayaan haji jemaah Muassasah pada musim haji 2025.

Bantuan ini ditujukan agar masyarakat dari berbagai kelompok ekonomi-B40 (penghasilan rendah), M40 (menengah), dan T20 (tinggi)- tetap dapat melaksanakan ibadah haji meski ada perbedaan kondisi finansial.

Jemaah dari kelompok B40 menerima subsidi hingga 55% dari total biaya haji, sehingga hanya membayar sekitar RM15.000 (Rp 54,5 juta), sementara kelompok M40 mendapat bantuan 29% dan membayar RM23.500 (Rp85,3 juta).

Presiden Prabowo Subianto menyebut biaya haji Indonesia masih lebih mahal dari Malaysia.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News