Biaya Sewa Rumah di Australia Makin Naik, Terutama di Sydney dan Melbourne

Biaya Sewa Rumah di Australia Makin Naik, Terutama di Sydney dan Melbourne
Harga sewa rumah di Australia mulai meningkat dibandingkan awal pandemi. (ABC News: Nick Sas)

Para pemilik rumah di Australia telah menaikkan harga sewa rumah jauh lebih tinggi dibandingkan di tahun 2022.

Ini menjadi berita buruk bagi para penyewa, apalagi mengetahui bahwa harga kebutuhan sehari-hari yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan menurun.

Menurut data CoreLogic tahun lalu, nilai tengah biaya sewa rumah di Australia mencapai "rekor tertingginya" di angka 10,2 persen dengan nominal AU$555, atau hampir Rp6 juta per minggu.

Brisbane dan Adelaide merupakan kota yang mencatat kenaikan harga sewa tertinggi, sekitar 13 persen, diikuti Sydney dan Perth, yakni sekitar 11 persen sepanjang tahun.

Pandemi COVID-19 di tahun 2020 menyebabkan merosotnya biaya sewa karena sama seperti negara lainnya, Australia juga hampir mengalami resesi. Salah satu penyebabnya adalah 'lockdown' yang dilakukan untuk menekan penularan.

Waktu itu, mudah sekali menemukan apartemen di pusat kota yang menawarkan harga sewa jauh lebih murah. Terutama di Sydney dan Melbourne, dua kota yang sangat terdampak secara ekonomi karena terhentinya kedatangan pekerja asing dan mahasiswa internasional saat perbatasan Australia ditutup.

Namun dari September 2020, pasar sewa rumah dan apartemen mulai bangkit dan dalam waktu dua tahun saja, nilai median sudah naik 22,2 persen.

Naik tapi perlahan

Menurut data CoreLogic, pada kuartal Desember, harga sewa naik setinggi dua persen (lebih rendah dibandingkan kenaikan 2,3 persen pada kuartal September).

Para pemilik rumah di Australia telah menaikkan harga sewa rumah jauh lebih tinggi dibandingkan di tahun 2022

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News