Bicara di Hadapan Rektor se-Rusia, Megawati Singgung Pembatasan Penggunaan AI

Ketua Dewan Pengarah BRIN itu mengatakan sebuah keputusan tidak bisa diserahkan ke mesin yang mengedepankan pertimbangan teknis dan statistik.
“Sekiranya perkembangan AI dilepaskan dari kemanusiaan, maka bisa terjadi suatu dictatorship baru yang mengatasnamakan big data dan kecerdasan buatan,” lanjut Megawati.
Wapres kedelapan RI menegaskan pernyataan soal AI bukan berarti antiterhadap penggunaan kecerdasan buatan itu atau modernisasi.
Megawati mengatakan penggunaan AI bisa saja dilakukan untuk beberapa hal.
Semisal, menanggulangi tengkes atau stunting dan penyakit menular.
“Intinya, pemikiran apakah AI punya lebih banyak keuntungan bagi manusia, atau sebaliknya, menurut saya harus ada batas AI, di mana intelligence itu harus tetap dikuasai oleh manusia,” lanjut dia.
Megawati mengatakan seruan pengunaan AI demi mendukung kemanusiaan bagi keadilan dan kesetaraan dunia harus terus digalakkan ke depannya.
“Bukan jadi bagian alat pembunuh bagi kemanusiaan itu sendiri. Sementara teknologi yang hanya memicu lahirnya senjata pemusnah massal ataupun disrupsi bagi kemanusiaan harus dicegah penggunaannya,” kata dia.
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengingatkan tentang perlunya pembatasan terhadap penggunaan Artificial Intelligence (AI).
- Megawati Cs Gigit Jari, Pertamina Enduro Tembus Final Proliga 2025
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Live Streaming Final Four Proliga 2025 Seri Solo: Menanti Aksi Megawati
- Proliga 2025: Pelatih Gresik Buka Peluang Mainkan Megawati di Final Four Seri Solo
- Hadir Dengan Strategi Baru, Mekari Qontak Rilis 4 Paket Solusi
- MVGX dan BDO di Indonesia Luncurkan Solusi Laporan Keberlanjutan Berbasis AI