Big Data Mobile Positioning Manjakan Investor

Big Data Mobile Positioning Manjakan Investor
Ilustrasi wisatawan. Foto: JPNN

“Nah, teknologi informasi dalam hal ini big data, khususnya komunikasi seluler, mempunyai peluang besar untuk mengatasi hambatan tersebut, sehingga data yang diperoleh akan lebih cepat dan lebih berkualitas. Lebih akurat,” ungkap Didien.

Yang lebih membuat Didien bersemangat, penghitungan ini betul-betul menggunakan mata teknologi, dengan mesin, jauh dari campur tangan manusia. Lalu, proses pengambilan data dilakukan nonstop selama 24 jam x 7 hari x 52 minggu dalam setahun.

Dan, teknologi itu memberikan profile wisman yang lengkap, soal lama tinggal (length of stay), frekuensi kedatangan, spending, preferensi aktivitas wisata,  kota asal dan mampu mencatat wisman yang tidak melalui jalur pintu PLB.

“Bagi investor, data-data itu menjadi sangat berharga. Sudah bisa mengetahui dengan presisi siapa customers yang masuk melalui PLB. Kalau sudah tahu positioning mereka, akan lebih mudah membuat planning apa saja,” kata dia.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika R Niken Widiastuti, setuju dengan BPS yang memanfaatkan Big Data Mobile Positioning dalam penghitungan wisman di perbatasan.

“Saya setuju. Yang penting, system harus dibangun, dan ada koneksi internet. Di Entikong dan Aruk-Sambas Kalbar, sudah ada Palapa Ring – BTS, internet. Di Kota Merauke juga bisa. Hanya Skow dan Atambua, yang infrastrukturnya baru akan terbangun tahun 2017 ini,” jelas Niken. (jos/jpnn)


Dukungan Forum Masyarakat Statistik (FMS) Indonesia terhadap pemanfaatan Big Data Mobile Positioning Data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) diapresiasi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News