Biksu Myanmar Pembenci Muslim Rohingya Terjerat Kasus Penghasutan

Biksu Myanmar Pembenci Muslim Rohingya Terjerat Kasus Penghasutan
Seorang pendukung biksu garis keras Buddha, Wirathu, berdoa di Shwedagon Pagoda di Yangon, Myanmar, Kamis (30/5/2019), menyusul dikeluarkannya surat perintah penangkapan atas tokoh kontroversial itu. Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang/aww/cfo

jpnn.com, YANGON - Ashin Wirathu, seorang biksu Buddha Myanmar, menyerahkan diri kepada polisi di kota Yangon pada Senin (2/11). Biksu pembenci Muslim Rohingya itu lebih dari satu tahun menjadi buronan atas kasus penghasutan.

Dengan mengenakan masker dan pelindung wajah, Wirathu berbicara di hadapan para pendukungnya di asosiasi biksu kota itu sebelum mengendarai mobil ke kantor polisi di daerah Dagon.

"Saya akan melakukan penghormatan kepada para biksu senior, kemudian saya akan pergi dengan polisi, saya akan ikut kemana pun mereka bawa saya," kata Wirathu.

Berdasarkan video yang memperlihatkan pidatonya, Wirathu menuduh pemerintah dan partai penguasa menindas dirinya.

Wirathu dikenal atas retorika yang ia sampaikan dalam menentang minoritas Muslim di Myanmar, khususnya masyarakat Rohingya.

Namun, ia juga mengkritik pemerintahan Aung San Suu Kyi dan mendukung militer negara itu.

Pengadilan distrik di Yangon mengeluarkan surat perintah penahanan Wirathu pada Mei tahun lalu.

Penyerahan diri sang biksu terjadi menjelang pemilu nasional pada 8 November.

Ashin Wirathu, seorang biksu Buddha Myanmar, yang dikenal karena provokasi anti-Muslim Rohingya, akhirnya menyerahkan diri ke polisi

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News