Bisnis Perawatan Pesawat Capai Rp 13,2 Triliun
jpnn.com - JAKARTA- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, bisnis perawatan pesawat atau Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) merupakan industri strategis. Sebab, berteknologi tinggi dan mempekerjakan tenaga kerja berkompetensi tinggi.
“MRO merupakan industri berkarakteristik khusus karena capital intensive sekaligus labor intensive. Perbaikan pesawat tidak bisa diotomatisasi sehingga jumlah SDM harus tersedia dengan kemampuan unggul, salah satunya melalui pembangunan politeknik yang fokus ke industri dirgantara,” papar Putu, Rabu (13/4).
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan IAMSA Richard Budihardianto mengatakan perusahaan MRO di luar negeri terus meningkatkan kapasitas dan penyediaan fasilitas.
Berdasarkan kalkulasinya, peluang bisnis MRO didapat dari anggaran pemiliharaan setiap maskapai yang sedikitnya USD 1 miliar atau sekitar Rp 13,2 triliun per tahun.
“Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata 15 persen per tahun dan bahkan lebih maka industri MRO nasional harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika kita tidak bangun sendiri, asing yang akan ambil peluang,” tuturnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ralali Food Venture Rilis Makanan Tanpa Pengawet yang Bisa Bertahan Setahun
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel