Bisnis Properti Tunggu Momen Melaju Kencang

Bisnis Properti Tunggu Momen Melaju Kencang
Ilustrasi perumahan yang sedang dibangun. Foto: Kaltim Post/JPNN

“Yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah) harga Rp 800 sampai miliaran. Masih sulit mencari pasar. Apalagi pasar lokal. Kami sekarang lebih suka ke rumah murah yang sudah pasti pasarnya ada,” tutur Edi.

Para pengembang juga menyambut baik rencana pemerintah menaikkan harga rumah subsidi.

Meskipun masih dalam pembahasan, dalam usulannya harga rumah subsidi naik pada kisaran 3-7,75 persen.

Khususnya bagi rumah yang menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR) lewat skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) REI Kaltim Bagus Susetyo mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia masih memerlukan sekitar sebelas juta rumah. Di sisi lain,

pengembang hanya bisa memenuhi tak lebih dari setengah kebutuhan tersebut. Aturan itu bisa menggairahkan kembali pembangunan hunian.

Kenaikan harga rumah bersubsidi akan ada kekurangan dan kelebihannya di dunia pengembang.

Segmen rumah subsidi memang masih yang paling diminati. Pada 2018, dalam setahun di Kaltim hanya bisa menjual lima unit rumah mewah di atas Rp 500 juta.

Ketua Realestat Indonesia (REI) Balikpapan Edi Djuwaedi mengatakan, pasar properti belum membaik meski kondisi perekonomian daerah cukup bagus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News