BKKBN Harapkan Angka Stunting di NTT Turun Hingga 10 Persen

Sari beberapa kabupaten yang ia kunjungi, lanjutnya, pemahaman masyarakat belum maksimal meskipun sudah berulang kali diberikan edukasi tentang stunting.
“Sehingga diperlukan edukasi secara berulang dan terus menerus dan edukasi itu juga harus disampaikan secara benar sehingga mereka mudah memahami,” katanya.
Dia mengatakan ada beberapa penyebab stunting di NTT antara lain fasilitas kesehatan yang masih sulit dijangkau karena kendaraan juga sangat minim.
Kemudian sanitasi dan juga ketersediaan air bersih yang belum maksimal sehingga anak-anak sangat mudah terinfeksi penyakit.
Sejauh ini BKKBN sudah memberikan edukasi dan informasi kepada seluruh masyarakat setiap tahun.
Edukasi dan pembinaan sudah diberikan baik kepada keluarga yang berisiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, menyusui, maupun keluarga yang mempunyai balita, anak dan remaja.
“Bahkan kami juga punya program yang khusus menyasar ke keluarga lansia yakni dengan memberikan motivasi dan pola asuh yang baik kepada cucunya,”ujar Elsa.
Pada prinsipnya, kata dia, BKKBN tidak bisa bekerja sendiri, tetapi bekerja sama dengan mitra kerja pemerintah pusat dan daerah maupun pihak swasta lainnya dalam menangani percepatan prevelensi stunting di NTT.(antara/jpnn)
BKKBN Provinsi NTT mengharapkan angka stunting di provinsi berbasis kepulauan itu turun 10 sampai 12 persen pada tahun 2024.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Simak Pengakuan 2 Pengedar Uang Palsu Ini Setelah Tertangkap
- Meriahnya Golo Mori Jazz 2025 di NTT
- Konsumsi Sayuran Meningkat Berkat Peran Perempuan Pegiat Urban Farming
- Ziarah Rohani Mencari Kedamaian Hati di Semana Santa Larantuka
- Gubernur Sumsel Bersama Kepala BKKBN Salurkan MBG untuk Ibu Hamil di Palembang
- 5 Berita Terpopuler: Innalillahi, Polemik Muncul, Usulan Penetapan NIP CPNS & PPPK 2024 Ditunggu!