BKKBN: Persebaran Penduduk Mengalami Disparitas Antardaerah
jpnn.com, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan laju penduduk masih mengalami disparitas persebaran yang tidak merata antardaerah, meski sudah tumbuh seimbang.
“Laju pertumbuhan penduduk seimbang ini menunjukkan disparitas atau perbedaan yang sangat tajam antarprovinsi. Kita perlu sebuah kebijakan kependudukan yang berbeda,” kata Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/2).
Guna mengatasi masalah tersebut, Boni menyatakan BKKBN tidak hanya akan mengurus Program KB saja.
Namun juga mengendalikan kuantitas penduduk melalui peningkatan kualitas penduduk.
BKKBN juga akan menghadapi isu pembangunan keluarga dalam hal ini terkait penataan persebaran dan mobilitas penduduk.
Menurut Boni, pemerintah kini memerlukan data populasi yang terintegrasi. Data keluarga tidak hanya berasal dari tingkat pusat, melainkan juga disusun dengan bantuan daerah hingga tingkat desa.
“Sudah dimulai dirintis oleh BPS yaitu adanya pengembangan Desa Cantik atau Desa Cinta Statistik. Kita juga butuh Road Map Pembangunan Kependudukan Indonesia 2025-2035 hingga 2045 yang sedang dalam finalisasi dan akan segera diluncurkan ke publik,” katanya.
Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik Ali Said menambahkan disparitas antar daerah perlu diwaspadai. Tiap kebijakan tidak bisa disamaratakan untuk semua provinsi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan laju penduduk masih mengalami disparitas persebaran yang tidak merata antardaerah.
- Di Halmahera Timur, BSKDN Kemendagri Beberkan Strategi Jaga Keberlanjutan Inovasi
- PPPK Orang-orang Terpilih, tetapi Kontrak Kerja Dievaluasi Berkala
- Game yang Mengandung Kekerasan Dinilai Bisa Merusak Fungsi Mata Anak
- Penjelasan PJ Gubernur Fatoni soal 6 Ranperda Sumsel
- Senator Filep Dorong Stakeholder Awasi Realisasi Proyek Pembangunan di Papua Barat
- Terima Audiensi Kepala BKKBN Sumsel, Tyas Fatoni Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting