BLK Komunitas Hadirkan Akses Peningkatan Keterampilan Bagi Masyarakat Desa

BLK Komunitas Hadirkan Akses Peningkatan Keterampilan Bagi Masyarakat Desa
Suasana Pelatihan BLK Edi Mancoro. Foto: Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah meluncurkan program Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas guna mempercepat peningkatan kompetensi masyarakat. Program BLK khusus ini diharapkan dapat menjadi akses peningkatan keterampilan bagi komunitas-komunitas masyarakat, terutama di pedesaan.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Soes Hindharno, menjelaskan bahwa salah satu tujuan program BLK Komunitas adalah mendekatkan akses pelatihan kepada masyarakat, khususnya masyarakat desa yang jauh dari kota.

Hal ini mengingat lembaga pelatihan, baik milik pemerintah maupun swasta, umumnya terletak di jantung kabupaten/kota. "Jadi BLK Komunitas tidak hanya membantu komunitas di lembaga keagamaan, namun juga warga yang di sekitar BLK Komunitas dapat mengikuti pelatihan," kata Soes dalam siaran tertulisnya.

Soes menjelaskan, saat ini BLK Komunitas baru memiliki 1 program kejuruan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Ke depan, Kemnaker akan terus melakukan upgrading kejuruan sesuai dengan perkembangan industri. "Seperti otomotif, dulu pakai karburator, kemudian menjadi CDI, engine, kemudian listrik. Ini akan terus disesuaikan dengan perubahan yang ada," terangnya.

BLK Komunitas sendiri merupakan unit pelatihan vokasi yang didirikan di lembaga pendidikan keagamaan atau lembaga keagamaan non pemerintah. Tujuannya untuk memberikan pelatihan vokasi sebagai bekal keterampilan teknis berproduksi atau keahlian kejuruan sesuai kebutuhan pasar kerja.

Salah satu penerima program ini adalah Pondok Pesantren Edi Mancoro di Semarang, Jawa Tengah. BLK ini menyelenggarakan program pelatihan komputer, mencakup pelatihan Computer Office Assistant (COA) dan desain grafis.

Direktur BLK Komunitas Pesantren Edi Mancoro, M. Yaki Pamungkas, menjelaskan bahwa pelatihan di BLK Komunitas ini diikuti santri pesantren, warga desa sekitar pesantren, dan beberapa warga dari daerah lain. Umumnya, warga yang ikut pelatihan berpendidikan lulusan SD, SMP, dan SMA.

BLK Komunitas di Pesantren ini berjalan efektif sejak tahun 2018. Dimana tahun 2018 menyelenggarakan 5 paket pelatihan dan tahun 2019 sebanyak 6 paket pelatihan (tiap paket diikuti 16 peserta). "Sebagian dari mereka ada yang bekerja di advertising, bekerje freelancer sebagai desainer grafis, ada juga yang membuka usaha mandiri," terang Yaki.

Program BLK Komunitas diharapkan dapat menjadi akses peningkatan keterampilan bagi komunitas-komunitas masyarakat, terutama di pedesaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News