Blue Economy, Paradigma Baru KKP

Kurangi Kemiskinan Warga dan Komunitas Perikanan

Blue Economy, Paradigma Baru KKP
Blue Economy, Paradigma Baru KKP
JAKARTA -  Ekosistem laut dan sumber daya perikanan yang hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi semata, tapi mengabaikan lingkungan, akan  menyebabkan masyarakat pesisir semakin terjerat kemiskinan akibat rusaknya sumber daya potensial.  Padahal,  penempatan nilai-nilai ekologi lebih penting daripada perkembangan nilai ekonomi jangka pendek.

Demikian Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo dalam acara discussion forum on blue economy di Jakarta, Rabu (12/12).  Kemiskinan dan kerusakan ekologis, kata Sharif,   merupakan salah satu faktor utama penyumbang kemiskinan Indonesia.  Menyadari  ini,  KKP menjadikan paradigma blue economy sebagai  paham dalam pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

 “Konsep ini dinilai mampu mengembangkan ekonomi masyarakat secara komprehensif yang bermuara pada tercapainya pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkelanjutan,” katanya.

Menurut Sharif, konsep blue economy  mampu menjadi jembatan antara nilai ekonomi, sosial dan lingkungan. Tentu saja, konsep itu akan bersinergi dengan pelaksanaan "triple track strategy”, yakni  program pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-growth (pertumbuhan),pro- job (perekrutan tenaga kerja) dan pro-environment (pelestarian lingkungan). 

JAKARTA -  Ekosistem laut dan sumber daya perikanan yang hanya dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi semata, tapi mengabaikan lingkungan, akan 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News