BNPT Ajak Masyarakat Tangkal Narasi Radikalisme
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Hamli mengatakan, kelompok radikal paling suka jika ada konflik.
“Misalnya, di Indonesia konflik Poso dan Ambon. Di sana mereka anggap sebagai lahan berperang,” kata Hamli dalam kuliah umum bertajuk Menangkal Radikalisme di Kampus yang diselenggarakan Universitas Pendidikan Bandung (UPI), Selasa (21/8).
Dalam kesempatan itu, Hamli mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan tidak mudah terprovokasi ajakan konflik.
Dia menambahkan, masyarakat harus bisa menahan diri dari berbagai provokasi agar tidak menimbulkan konflik yang meluas di lingkungan sosial.
"Hindarilah konflik internal. Kita harus jaga ego karena konflik tidak hanya merugikan, tetapi di situlah orang radikal teror masuk untuk memperkeruh suasana,” tambah Hamli.
Menurut Hamli, masyarakat harus menjaga akal sehat ketika melihat konflik di luar negeri.
"Mahasiswa dan kalangan terdidik harus bisa bersikap cerdas dan tidak mudah termakan informasi hoaks dari konflik luar negeri yang dijadikan alat untuk meningkatkan emosi kebencian terhadap yang lain,” kata Hamli.
Saat ini, sambung Hamli, masyarakat Indonesia memang sepakat bahwa terorisme harus ditolak.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Hamli mengatakan, kelompok radikal paling suka jika ada konflik.
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- BNPT Siap Berpartisipasi dalam Kegiatan Word Water Forum ke-10
- Pengamat Dukung Langkah BNPT Optimalkan Pencegahan Teror Menjelang Lebaran
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Lawan Konten Radikal di Internet, BNPT Ajak Semua Pihak Sebar Narasi Moderat