Bocah di Sumut Meninggal Seusai Divaksin, Begini Kronologisnya

Bocah di Sumut Meninggal Seusai Divaksin, Begini Kronologisnya
Vaksinasi anak usia 6-11 Tahun. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Sudah pasti tidak ada kaitannya dengan vaksin, karena tetanus tidak ada hubungan dengan vaksin. Masa inkubasi tetanus sepuluh hari sampai dengan 14 hari. Artinya, sebelum divaksin anak tersebut sudah terpapar tetanus. Timbul gejala kebetulan sesudah divaksin," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa Ronald memang sudah layak untuk divaksin berdasarkan verifikasi dan skrining yang dilakukan oleh petugas.

“Kemudian input data dan disuntik dengan  vaksin sinovac, observasi dan kemudian pulang,” ujar Ade.

Dia menjelaskan bahwa berdasarkan diagnosa awal yang dilakukan oleh RS Mitra Sejati, korban mengalami Ileus.

"Lalu difoto abdomen BNO hasil foto tidak ada indikasi ileus,” kata Ade.

Kemudian keesokan harinya, Ronald mengalami kejang-kejang dan dari pemeriksaan dokter spesialis anak, korban dinyatakan Tetanus.

“Hari berikutnya Ronald mengalami keluhan di daerah mulut (sakit gigi) dan oleh dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RS Adam Malik,” jelasnya.

Pada Senin (24/1) orang tua korban membawa Ronald pulang ke rumah. Lalu pada Selasa (25/1) keluarga melapor ke sekolah bahwa Ronald sakit seusai divaksin.

Seorang bocah SD bernama Ronald Sitinjak (10) di Sumut meninggal seusai divaksin Covid-19, Rabu (26/1) dini hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News