Bogor Dikepung Preman

Bogor Dikepung Preman
Bogor Dikepung Preman

jpnn.com - BOGOR- Premanisme di Kota Bogor sepertinya sudah membudaya. Sejumlah titik-titik keramaian dan pusat peredaran rupiah, kini juga telah dikepung preman. Hasil survei yang dilakukan Tim Satuan Reskrim Polres Bogor Kota, tercatat ada berapa tiga titik vital yang menjadi pangkalan preman, di antaranya pasar, terminal dan tempat-tempat parkir. 

Berdasarkan data, ada enam pasar tradisional di Kota Bogor, di antaranya Pasar Anyar, Bogor, Kebonkembang, Sukasari, Padasuka dan Gunungbatu. Selain itu, ada tiga terminal yakni Terminal Baranangsiang, Merdeka dan Bubulak.  Ditambah dengan keberadaan Stasiun Bogor, yang kini juga telah menjadi titik ekspansi preman untuk mencari “uang aman”. Tak hanya itu, hampir seluruh lahan parkir di Kota Bogor juga telah dikuasai preman dan tokoh pemuda setempat. 

Polisi juga mengakui bahwa Bogor kini sudah terancam preman. Kabag Humas Polresta Bogor Kota, AKP Lalu Hedwin mengatakan, premanisme adalah salah satu prioritas utama. "Masalah preman adalah masalah sosial adalah masalah bersama. Kepolisian harus bersinergi dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk memberantas premanisme," ungkapnya.

Dalam sebulan terakhir, Polresta Kota Bogor berhasil menciduk sedikitnya 30 orang preman. Premanisme merupakan bentuk kejahatan konvensional yang sudah meresahkan masyarakat. 

Menurutnya, adanya premanisme saat ini, dikarenakan meningkatnya arus urbanisasi. "Preman tidak memiliki pekerjaan yang jelas di kota, akhirnya menjadi juru parkir dan berpotensi menjadi preman," kata dia.

Dia menjelaskan, status preman sebenarnya relatif. Banyak dari mereka yang menganggur, saking sulitnya mencari pekerjaan, akhirnya memilih hidup sebagai penguasa wilayah. “Tapi berkait masalah sosial, kita berharap ada terobosan. Harus ada kontribusi Pemda untuk dapat memahami para pendatang baru atau pendatang yang bermukim di kota besar,” pungkasnya.

Merujuk dari data Dinsosnakertrans Kota Bogor pada 2012, jumlah pengangguran di Kota Bogor mencapai 42.475 orang. Jumlah ini dipastikan meningkat tahun ini. 

Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor, Aep Saefullah mengatakan, masalah premanisme di Kota Bogor memang sulit ditangani. Selain karena adanya indikasi kongkalingkong dengan paparat, sindikat preman juga terbilang bisnis hitam yang terkoordinir. “Asal-muasalnya memang dari pengangguran. Nah, bagaimana premanisme ditekan, sementara masalah pengangguran saja belum bisa ditangani. Dana alokasi penanganan pengangguran sangat minim,” kata dia. 

BOGOR- Premanisme di Kota Bogor sepertinya sudah membudaya. Sejumlah titik-titik keramaian dan pusat peredaran rupiah, kini juga telah dikepung preman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News