Boni Khawatir Mitos Heroisme di Kalangan Radikal Menguat

Boni Khawatir Mitos Heroisme di Kalangan Radikal Menguat
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Usulan agar pemerintah berdamai dengan Habib Rizieq Shihab untuk menjaga stabilitas nasional jelang Pemilu 2019, diduga berasal dari para politikus pemburu rente. Mereka ingin menjebak pemerintah dalam pusaran politik radikal.

Usulan tersebut beredar seiring informasi kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia. "Entah siapa yang memainkan bola ini, yang jelas itu perhitungan pragmatis yang serba salah," ujar pengamat politik Boni Hargens di Jakarta, Rabu (21/2).

Boni mengakui, islah dengan kubu Habib Rizieq berpeluang menurunkan tensi politisasi agama dan radikalisasi di ruang publik. Tapi pilihan tersebut seperti buah simalakama.

"Kalau dia kembali ke tanah air, lalu strategi para pemburu rente itu dijalankan, maka guncangan besar akan terjadi. Mereka yang ingin melawan pemerintah dan memainkan politik identitas akan melihat ini sebagai preseden untuk menjadi pahlawan," ucapnya.

Mitos heroisme di kalangan kelompok radikal, kata Boni, akan terus menguat. Meski secara politik stabilitas terbangun, tapi sifatnya hanya sementara.

"Kalau RS (Rizieq Shihab) kembali ke tanah air dan langsung ditahan oleh Polri, maka itu pilihan yang seharusnya. Idealnya memang harus begitu. Karena penegakan hukum tidak pandang bulu. Penegakan hukum harus mendahului kepentingan politik," pungkas Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini. (gir/jpnn)


Boni Hargens tak setuju pemerintah berdamai dengan Habib Rizieq Shihab. Menurutnya, ada risiko besar jika pemerintah mengambil langkah itu


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News